TEMPO Interaktif, Jakarta -Rahmad Darmawan akhirnya bersedia blakblakan mengungkapkan alasannya mundur dari jabatan pelatih tim nasional U-23. Kepada Tempo, Rahmad bersedia bertutur panjang terkait keputusanya tak lagi menangani pemain di bawah usia 23 tahun itu.
Inilah petikan wawancara yang dilakukan di kediamannya di perumahan kompleks Victoria Park Residance Karawaci Tangerang, Rabu malam, 14 Desember 2011.
Kapan sesunggunya Anda mulai berniat mundur?
Jujur. Saya sebenarnya mau mundur sejak satu atau dua hari setelah laga final di SEA Games. Karena waktu itu yang ada di benak saya masyarakat pasti akan menghujat karena kegagalan ini. tetapi ternyata tidak. Itu yang kemudian membuat saya sedikit berbesar hati. Saya mengerem keinginan itu.
Lalu, apa yang membuat Anda kembali berniat mundur?
Saya ingat komiten pada saat konferensi pers usai final SEA Games. Saat itu ada wartawan bertanya. Kalau PSSI memutuskan hanya satu kompetisi yang pemainnya boleh diambil, yaitu pemain yang bermain di kompetisi sah PSSI, sebagai pelatih tim nasional apa pendapatnya.
Saya jawab bahwa pelatih nasional harus diberikan kewengan mutlak dalam memilih dan menentukan pemainnya. Pelatih nasional harus punya sikap itu supaya bisa leluasa membangun timnya tanpa terpengaruh apapun sesuai keinginanya, karakternya. Kalau sampai hal ini terjadi pelatih tidak akan maksimal dalam bekerja dalam melatih pemain. Dan kalau itu terjadi maka saya lebih baik mundur.
Kapan niat mundur itu muncul lagi?
Perasaan itu muncul lagi menjelang pertandingan melawan LA Galaxy. Pada saat pemanggilan pemain, awalnya terjadi pembatasan bahwa hanya pemain itu saja yang dipanggil. Saya bilang tidak setuju. Kemudian Ketua Umum PSSI tahu saya sedikit tidak enjoy dengan kondisi itu, malamnya dia SMS saya. Isinya, Anda berhak mengambil dan menentukan siapapun dan dari manapun pemain untuk bergabung dengan tim nasional Indonesia Selection. Oh, itu saya senang, plong hati saya karena bahasa dan kalimat itu juga yang pernah disampaikan saat pertama kali saya memegang tim SEA Games.
Apa pesannya saat seleksi SEA Games?
Buat seleksi, ambil pemain jangan melihat dia dari kompetisi apapun. Saya suka itu prinsip. Makanya, saat itu saya panggil Irfan Bachdim, Andik Vermansyah, Junet, Kim Jeffry dan banyak pemain LPI untuk ikut seleksi. Ini karena saya sependapat pemain nasional adalah pemain terbaik yang ada di Indonesia tanpa melihat dari mana kompetisi itu.
Waktu itu bisa dilakukan, lha kok sekarang tiba-tiba keluar statemen tidak bisa. Lalu, saya hubungkan bahwa saya bertanggung jawab. Saya ingin mundur. Intinya, pertama soal tanggung jawab. Kedua saya punya komitemen kalau itu terjadi saya mundur.
RINA WIDIASTUTI| ANGGA SUKMA | SATWIKA MOVEMENTI