TEMPO.CO, Palembang - Pertandingan keras antara Sriwijaya FC dan Persija di Stadion Jakabaring, Palembang, Ahad 18 September 2011 malam, berlanjut ke luar lapangan. Ahad malam, 19 Desember, kedua pemain terlibat baku hantam di Hotel Swarna Dwipa, Palembang.
Kejadian ini bermula dari adu mulut antara penyerang Sriwijaya FC, Hilton Moreira, dan bek Persija Ismed Sofyan di hotel tersebut sekitar pukul 22. Hotel ini tempat menginap tim tamu dan pemain asing Laskar Wong Kito. Lalu, muncul Thierry Gauthessi, untuk melerai keduanya. Namun bek Sriwijaya FC ini malah memukul Ismed, sehingga pelipis matanya sobek.
Mengetahui rekannya terluka, pasukan Macan Kemayoran menuntut balas. Seperti diberitakan situs Sriwijaya FC Mania, pemain Kamerun itu ngacir dengan menumpang sepeda motor dengan muka lebam dan tangan sobek.
Pengurus Sriwijaya FC melapor ke Kepolisian Resor Palembang atas tuduhan pengeroyokan. “Kami tidak akan mendiamkan hal ini karena akan berdampak pada psikologis pemain,” ujar Direktur Teknik Hendri Zainuddin, Senin siang. Dia menyesalkan bentrok itu. Menurut dia, kejadian di lapangan seharusnya tidak berbuntut di luar lapangan.
Pertandingan yang berakhir dengan kemenangan tuan rumah itu berlangsung keras. Wasit Ahmad Suparman mengganjar kartu merah untuk kiper Persija, Andritani Ardhyasa, karena handsball di luar kotak penalti di menit 25. Delapan menit kemudian, kartu merah kembali melayang kepada bek Persija Fabiano dan penyerang Sriwijaya Keith Kayamba karena saling dorong. Ismed dan Hilton juga beberapa kali terlibat adu mulut.
Tempo mendapati kaca di Musim Cafe, Hotel Swarna Dwipa, pecah akibat terjangan tabung pemadam api. Pelatih Persija Iwan Setiawan enggan berkomentar banyak. Dia mengatakan sedang berada di kamar hotel, sehingga tidak mengetahui detail kejadian. Menurut jadwal, Bambang Pamungkas cs kembali ke Jakarta siang ini.
PARLIZA HENDRAWAN | REZA MAULANA