TEMPO.CO, Jakarta - Pemerhati sepak bola dari Save Our Soccer, Apung Widadi, menganggap seruan kongres luar biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) hanya sebagai ajang perebutan kekuasaan sekelompok orang.
“Motif utama KLB ini bukan untuk memperbaiki dan mempersatuakan dua liga, tapi ujung-ujungnya perebutan kekuasaan. Sampai kapan cara seperti ini terus dilakukan?” kata Apung, saat dihubungi Tempo, Senin, 19 Desember 2011.
Sebelumnya, Forum Pengurus Provinsi PSSI mengelar rapat akbar di Jakarta, Ahad malam, 18 Desember 2011. Rapat menghasilkan lima keputusan dan salah satunya tetap ingin mengadakan KLB.
Lima poin deklarasi itu merupakan pernyataan sikap dari 432 anggota PSSI yang hadir dalam rapat akbar tersebut. Mereka juga menyepakati pembentukan Komite Penyelamat Sepak Bola Nasional. Komite ini diminta mengawal kongres luar biasa yang segera akan diusulkan ke PSSI.
Menurut Apung, perubahan untuk memperbaiki sepak bola Tanah Air tidak melulu harus diselesaikan dengan cara KLB. Kekisruhan yang terjadi saat ini di PSSI, kata Apung, hanya merupakan keributan antara kelompok elite pengurus PSSI dan Komite Eksekutif (Exco).
“Pertempuran saat ini kan antara orang-orang PSSI dan Exco. Kalau mau PSSI buat semacam seresehan dengan para pengurus provinsi dan pengurus klub-klub untuk membahas sepak bola ke depan seperti apa, bukan KLB,” katanya.
Menanggapi dualisme liga saat ini yang menjadi pemicu kekisruhan di PSSI, Apung meminta agar pengurus PSSI kembali kepada tuntutan revolusi yang disuarakan oleh masyarakat, yaitu melarang klub yang masih menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional atau Permendagri Nomor 22 Tahun 2011.
Penerapan peraturan tersebut, kata Apung, juga harus diperkuat dengan adanya nota kesepahaman antara Kementerian Dalam Negeri, PSSI, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk membahas reward dan punishmen-nya.
“Kalau APBD itu benar-benar dilarang, yang ISL itu akan mati. Mereka kan saat ini pendanaannya dari mana kalau bukan dari APBD?” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Apung juga mengkritik pengurus PSSI yang dianggapnya terlalu sibuk dengan dirinya sendiri dan seolah tidak mengetahui apa yang menjadi prioritas untuk melakukan pembenahan dalam kepengurusannya.
“PSSI seperti tidak punya visi dan misi, programnya, dan rencana jangka panjang atau jangka pendek. Ini kritik buat PSSI,” ujarnya.
ANGGA SUKMA WIJAYA