TEMPO.CO, Jakarta - PT Liga Indonesia (PT LI), pengelola Liga Super Indonesia, akan memfasilitasi klub yang berkompetisi di bawah mereka untuk bertemu federasi sepak bola Asia (AFC) dan federasi sepak bola internasional (FIFA) untuk menjelaskan kondisi sepak bola Indonesia.
"Kami ingin membantu meluruskan saja. Selama ini informasi yang masuk ke AFC dan FIFA kan tidak berimbang," ujar CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono di kantor PT Liga Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 29 Desember 2011.
Joko mengatakan pertemuan digelar sebagai sarana bagi klub mengungkapkan keluhan mereka. "Sama sekali tidak ada keinginan untuk berpisah, hanya meluruskan saja," ujar Joko menambahkan.
Joko berkukuh pernyataan PSSI yang menyebut PT Liga Indonesia sudah tidak berwenang menggelar kompetisi adalah hal salah. Menurutnya, PT LI masih memiliki dasar untuk menggelar kompetisi Liga Super, yaitu berdasarkan kongres Bali. "Tapi yang menjadi masalah, PSSI tidak mengakui itu," ujar Joko lagi.
Pengalihan 99 persen saham kepada klub, lanjut Joko, juga telah dilaksanakan PT LI sejak 2 Maret lalu. Meskipun berdasarkan bukti dari Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) Kementerian Hukum dan HAM yang digunakan PSSI, pengalihan saham itu tidak tercatat secara resmi di Kementerian. "Kami tidak bisa melaporkan perubahan peralihan saham itu karena PSSI menyurati Kemenkumham untuk memblokir laporan kami," ujar Joko.
Selain klub yang berencana akan menemui AFC dan FIFA, Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) juga berencana akan menemui dua federasi yang menaungi PSSI itu untuk menjelaskan kondisi sepak bola Indonesia. Menurut Hinca Panjaitan, Sekretaris Jenderal KPSI, ia akan berangkat menemui AFC dan FIFA setelah 2 Januari 2012.
"Kami sudah berkomunikasi secara informal dengan mereka, memberi tahu kondisi sepak bola di sini. Tapi secara resmi belum bertemu dan menyerahkan berkas rapat akbar lalu," ujar Hinca.
Seperti diberitakan sebelumnya, konflik kembali pecah di sepak bola Indonesia setelah Forum Pengurus Provinsi PSSI menggelar rapat akbar dan mengeluarkan mosi tidak percaya kepada kepengurusan Djohar Arifin Husin. Bahkan kelompok yang berseberangan dengan Djohar itu juga telah merencanakan kongres luar biasa pada 20 Maret nanti.
ARIE FIRDAUS