TEMPO.CO, Jakarta -Mantan Pelatih Skuad Garuda Muda Rahmad Darmawan mengatakan keputusan Diego Michiels mundur dari Pelita Jaya agar bisa memperkuat tim nasional layak dihormati. Diego hanya dianggap sebagai korban dari dualisme kompetisi.
"Ini salah satu efek dari dualisme kompetisi," katanya ketika dihubungi, Rabu 4 Desember 2012.
"Saya tidak ingin komentar banyak, tapi saya pikir itu keputusan yang harus dihormati karena dia punya hak menentukan masa depannya sendiri. Dia sudah besar dan sudah tau ke depannya akan bagaimana."
Diego Michiels memutuskan hengkang dari klub The Young Guns-- julukan Pelita Jaya, beberapa hari lalu. Pemain naturalisasi asal Belanda ini mengatakan terpaksa mundur dari Pelita Jaya karena ingin memperkuat tim nasional.
Keputusan Diego membuat berang pengurus Pelita Jaya. Mereka menduga Diego mundur karena tekanan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Karena itu, mereka melaporkan kasus ini ke badan arbitrase dunia (CAS).
Rahmad menduga mundurnya Diego bukan karena mantan anak asuhnya ini mendapat tekanan. Sebab, kata Rahmad, meski ditekan bagaimanapun tapi kalau Diego berkeras main di Pelita maka dia tak akan mundur. "Kalau ditekan tapi tidak mempan, kan tidak masalah," katanya.
Rahmad Darmawan pernah melatih Diego ketika ia membesut Skuad Garuda Muda untuk Sea Games XXVI. Saat itu mereka sukses melaju ke final dan memetik medali perak. Rahmad sendiri merupakan 'korban' dari dualisme kompetisi. Ia memilih mundur dari kursi pelatih karena adanya ketentuan pemain tim nasional harus dari kompetisi Indonesia Premier League.
Adapun para pemain Indonesia Super League tak bisa memperkuat tim nasional karena kompetisi itu tak diakui PSSI. Menurut FIFA, pemain yang berlaga di kompetisi tak resmi tak boleh main di tim nasional. Karena alasan inilah Diego memilih mundur dari Pelita Jaya, klub yang bermain di Indonesia Super League.
DWI RIYANTO AGUSTIAR
BERITA TERKAIT:
Ini Curhat Diego Michiels
Diego Michiels Mundur Akibat Tekanan
Lalu Mara Tuding Limbong Ancam Diego
Dituding Gerilya Diego, Ini Jawaban Limbong