TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tono Suratman menilai kemelut di tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak perlu berujung dengan kongres luar biasa (KLB). KONI akan menjadi penengah pihak yang bertikai.
"Ngapain harus buang-buang waktu. Saya sudah bertemu dengan beberapa teman dari pengusung kongres luar biasa," katanya usai bertemu dengan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin di Kantor PSSI, Kamis, 5 Januari 2012.
Tono akan mencari cara untuk menyelesaikan konflik di tubuh PSSI. Ia telah mendapat masukan dari sejumlah pihak, termasuk dari kubu pengusung kongres luar biasa. "Masukan-masukan ini saya pelajari sehingga saya bisa dapatkan jalan keluarnya," katanya.
Kongres luar biasa dilontarkan Forum Pengprov PSSI. Mereka mengklaim mendapat dukungan 452 anggota PSSI. Forum telah menyampaikan usulan kongres luar biasa ke PSSI pada 23 Desember 2011. Mereka juga membentuk Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia untuk mengawal digelarnya kongres luar biasa.
Tono menilai usulan kongres luar biasa tak lebih dari masukan yang harus kembali dipelajari. Namun ia tak sepakat jika perselisihan antarpengurus PSSI diselesaikan lewat kongres luar biasa. "Cukup saya yang memediasi atas nama KONI," katanya.
Namun Tono butuh waktu beberapa hari sebelum mengambil keputusan. Yang jelas ia menjamin keputusan nantinya tak akan merugikan pihak mana pun selama para pihak yang berselisih mau bekerja sama.
Djohar Arifin mengatakan sampai saat ini pihaknya masih membuka pintu bagi pengurus ataupun klub-klub yang bermain di kompetisi Indonesia Super League. "Sampai sekarang kami masih buka pintu, kami harap semua kembali ke rumah (PSSI)," katanya.
Ia optimistis klub-klub Indonesia Super League akan kembali ke PSSI. Hal ini terlihat dari respons klub-klub terhadap surat FIFA yang menyerukan agar klub-klub Indonesia Super League kembali ke PSSI. "Karena kalau ilegal mereka susah dapat sponsor dan nanti kalau menang mau ke mana," katanya.
DWI RIYANTO AGUSTIAR