TEMPO.CO, Jakarta- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia belum menjatuhkan sanksi pada Klub yang tetap bermain di Liga Super Indonesia yang dianggap ilegal. Rapat Komite Eksekutif PSSI, Selasa, 10 Januari 2011, memilih menunggu hasil mediasi Komite Olah Raga Nasional.
Ketua umum PSSI, Djohar Arifin Husin, di sela rapat itu, mengakui upaya rekonsiliasi yang dilakukan PSSI terkait kisruh dualisme kompetisi sepak bola di Indonesia tidak membuahkan hasil. "Kita sudah minta mereka (klub) back home ke PSSI. Kita sudah kasih waktu dua minggu, tapi sampai saat ini masih belum ada yang mau gabung lagi," katanya.
Dalam rapat kemarin PSSI memutuskan untuk menunggu upaya mediasi dari KONI terkait menyelesaikan konflik tersebut, sebelum menjatuhkan sanksi pada klub pembangkang. Tapi, Djohar berharap upaya itu tidak akan memakan waktu lama karena PSSI harus segera melaporkan hasilnya kepada Federasi sepak bola dunia (FIFA).
"Kami menghargai prakarsa dari ketua umum KONI, kami berharap tidak menunggu tidak terlalu lama, karena harus melaporkan ke FIFA. Kita tunggu usaha beliau, semoga segera berhasil," katanya. “Pak Tono (Ketua KONI) begitu optimistis kita lihat saja nanti,"
Dualisme kompetisi yang terjadi di Indonesia bermula saat PSSI menggelar kompetisi Liga Prima Indonesia dengan menambah enam klub baru. Hal itu memicu pembangkangan dari beberapa klub yang ngotot berlaga di Liga Super yang diselenggarakan PT Liga Indonesia, pelaksana kompetisi musim lalu yang mandatnya sudah dicabut PSSI.
FIFA dan Federasi sepak bola Asia (AFC) kemudian merespon kondisi tersebut dengan menyurati PSSI meminta agar dualisme itu diselesaikan sebelum 20 Maret 2012. PSSI merespon dengan membentuk tim rekonsiliasi dan mengerahkan tim itu ke klub-klub untuk berkomunikasi. Sayang usaha sejak 26 Desember hingga 9 Januari itu tak membuahkan hasil.
Djohar mengatakan, seusai surat FIFA akan ada hukuman bagi klub yg tidak mau kembali. “Tentu akan ada sanksi. Semua usaha-usaha akan kami laporkan ke FIFA, supaya tahu PSSI berusaha untuk membujuk agar mereka mau back home," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA