TEMPO.CO, London - Kepulangan Thierry Henry ke Arsenal boleh dibilang sempurna. Meski begitu pemain asal Prancis itu emoh dianggap kepulangannya tak ubahnya nabi penyelamat bagi The Gunners. “Saya tidak berencana untuk kembali. Saya di sini bukan untuk jadi pahlawan,” kata Henry usai pertandingan melawan Leeds. “Jujur, saya ke sini hanya untuk menjadi seperti pemain lainnya, dan membantu tim.”
Henry boleh saja merendah. Toh kehadirannya seperti membawa darah baru bagi Arsenal yang sudah lama merindukan kemenangan. Gol tunggal kemenangan Arsenal yang dibuatnya saat berlaga melawan Leeds United, Selasa dini hari, 10 Januari 2012, sontak mengesahkan julukan "King" pada Henry, sang raja. Sorotan, tepuk tangan, hingga lonjakan seperti mengelu-elukan pulangnya sang raja penyelamat.
Tapi Henry memang raja bagi klub London Utara itu. Sebelum meninggalkan Arsenal pada 2007, Henry setidaknya mewariskan 226 gol dari 369 permainan. Cukup membuatnya menjadi legenda Arsenal sejak permainannya pertamanya pada 1999. Wajar bila pengemar bahkan kolega mengabadikan penghormatan itu dalam sebuah monumen patung Henry di kawasan Emirates Stadium akhir tahun lalu.
Semua ada penjelasan. Patung dan ratusan gol adalah bagian dari gelar yang disabet King Henry. Henry menggaet juara tiga kali Liga Primer Inggris, tiga kali Piala FA, dan dua kali gelar Community Shield.
Henry bukan hanya simbol, tapi juga napas Arsenal. Tak pelak, ketika Henry memilih Barcelona, Arsenal seperti terlempar di arena gelap. Klub di London Utara itu begitu merindukan sosok "raja penyelamat" karena sejak itu Arsenal paceklik gelar.
Karena itu, Selasa 10 Januari 2012, begitu Sang Raja Henry pulang kembali ke Arsenal, para Gooners—suporter Arsenal--seperti hujan kegembiraan, juga keberuntungan.
Sayangnya, Henry hanya pulang sementara. Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, memutuskan untuk meminjam jasa Henry dari klubnya, New York Red Bulls, hingga 26 Februari 2012 mendatang. Keputusan itu diambil untuk mengantisipasi kepergian Gervinho dan Marouane Chamakh yang akan bermain di Piala Afrika 2012.
Henry sendiri mengaku ingin menikmati masa peminjamannya itu dan tak ingin diberatkan dengan status pahlawan. “Saya tidak tahu jika seperti ini jadinya karena saya sudah tua. Saya mencoba menikmati segala momen yang terjadi di sini,” ujar pemain kelahiran Essone, Prancis, itu.
TELEPGRAPH | IRVAN SAPUTRA