TEMPO.CO, Milan - Keberhasilan Internazionale Milan menumbangkan rival sekotanya, AC Milan, Senin dini hari 16 Januari 2012 membuat harapan scudetto tim asuhan Claudio Ranieri itu kembali timbul. Kini pasukan Biru-Hitam berada di peringkat kelima dengan raihan 32 poin dan hanya berjarak enam angka dari Juventus yang saat ini berada di puncak klasemen.
Ranieri menganggap kemenangan itu sangat penting dalam upaya timnya mengejar gelar juara Seri-A musim ini. “Kami membuat sebuah kemajuan yang besar,” kata Ranieri seusai pertandingan. “Kekalahan dari Udinese, Juventus, dan Napoli telah memberi kami pelajaran.”
Sebanyak 80 ribu pasang mata di Stadion Giuseppe Meazza menjadi saksi kebangkitan Inter yang sempat terpuruk di awal musim. Namun, sejak kedatangan Ranieri, perlahan scudetto yang tadinya terbilang sulit, kini bukan tidak mungkin untuk dicapai. “Anda tahu, ini adalah darah Inter. Di dalam DNA mereka ada untuk bertarung mengejar gelar juara,” ujar Ranieri yang melatih Inter sejak September 2011 menggantikan Gian Piero Gasperini.
Di bawah asuhan Gasperini pada awal musim, Inter memang sempat babak belur. Dari empat pertandingan, Inter hanya bisa meraih satu kemenangan, dua kali kalah, dan satu kali imbang.
Kebangkitan Inter memang tak lepas dari performa mereka belakangan. Nerazzurri—julukan Inter—terus mendulang poin di saat pimpinan klasemen, Juventus, melambat. Inter kini mencatat enam kemenangan beruntun di Seri-A. Ranieri mengaku sudah berhasil membangkitkan moral Javier Zanetti dan kawan-kawan sehingga mampu tampil baik seperti sekarang. “Ini hanya soal kembali menemukan kepercayaan diri dan antusias mereka,” kata pelatih berusia 60 tahun itu.
FOOTBALL-ITALIA | IRVAN SAPUTRA