TEMPO.CO, Jakarta - Niat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk menjadi mediator rekonsiliasi di kisruh sepak bola Indonesia tampaknya sedikit terhambat. Pasalnya, niat rekonsiliasi itu dimentahkan oleh Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), kubu yang berseberangan dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Sulit (untuk rekonsiliasi). Kami sudah datang ke mereka (PSSI) sejak September lalu, tapi tidak direspons. Kalau sekarang diminta rekonsiliasi, sepertinya sulit. KONI juga belum menghubungi kami sampai saat ini," ujar Ketua KPSI Toni Apriliani, Senin, 16 Januari 2012.
KPSI, kata Toni, saat ini hanya akan fokus pada pelaksanaan kongres tahunan pada 21 Januari mendatang di Bandung. "Di sana, segala persiapan untuk KLB akan disiapkan, baik komite pemilihan atau komite banding pemilihan," ujar Toni menambahkan.
Hal yang sama juga dikatakan Ketua Forum Pengprov PSSI Hardi Hasan. Menurutnya, rekonsiliasi yang direncanakan KONI bukan solusi yang akan bisa menyelesaikan masalah di organisasi PSSI. "Justru KLB adalah solusi untuk membenahi PSSI. Di sana, kesempatan semua pemilik suara PSSI untuk duduk bersama," kata Toni.
Ia menambahkan, masalah di tubuh PSSI sekarang tidak akan selesai dengan, misalnya, menarik kembali klub yang berkompetisi di Liga Super Indonesia kembali ke kompetisi Indonesia Premier League (IPL) yang diakui PSSI. "Salah jika rekonsiliasi selesai jika klub yang saat ini di Liga Super ditarik kembali ke IPL. Inti masalahnya adalah mereka harus sesuai aturan dan statuta yang sudah ada," ujar Hardi Hasan.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu, KONI berencana menjadi penengah dalam konflik yang terjadi di persepakbolaan Indonesia. Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin, saat penandatanganan kerja sama dengan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) beberapa waktu lalu, menyatakan siap dan menyambut terbuka kemungkinan rekonsiliasi antara PSSI dan KPSI. "PSSI pada dasarnya siap. Mudah-mudahan saja KONI bisa membantu," kata Djohar saat itu.
Sinyalemen rekonsiliasi sebelumnya juga sempat dikeluarkan KPSI. Namun saat itu Toni meminta syarat agar rekonsiliasi berjalan, yaitu dengan memposisikan klub yang saat ini berada di Liga Super sebagai lapis kompetisi teratas, sedangkan klub IPL sebagai lapis kedua.
ARIE FIRDAUS