TEMPO.CO, Malang — Manajemen Arema Indonesia versi Liga Prima Indonesia (LPI) membantah tudingan kandang Singo Edan akan dipindah dari Malang ke Semarang.
“Tudingan itu bohong besar. Sedikit pun tidak terlintas di benak manajemen untuk memindahkan home base ke Semarang. Kami tetap berkantor di Jalan Jakarta 48, Kota Malang,” kata Noor Ramadhan alias Nunun, juru bicara Arema LPI, yang menelepon Tempo pada Jumat petang, 20 Januari 2012.
Nunun menduga isu pemindahan kandang ke Semarang sengaja dibuat oleh pihak-pihak yang tak menyukai Ancora selaku pengelola Arema LPI agar Ancora melepas Arema. Klub yang berdiri pada 11 Agustus 1987 itu saat ini diminati oleh Wali Kota Malang Peni Suparto untuk dikuasai. Namun kapasitas Peni tak jelas sebagai pribadi atau sebagai wali kota.
“Lagi pula Pak Peni bukan pengurus sehingga sebenarnya tak pantas jika kemudian terkesan tiba-tiba Pak Peni mencampuri urusan internal Arema yang sebenarnya mulai kondusif,” kata Nunun.
Manajemen pun sudah mengembalikan duit Rp 200 juta yang diberikan Peni untuk menalangi bonus pemain walau sebenarnya bisa saja manajemen melunasinya jika kondisi internal Arema di masa transisi pengelolaan bisa segera dibereskan. Nunun memastikan Ancora tetap berkomitmen penuh mengelola Arema di Malang dengan sangat profesional.
Keprofesionalan Ancora dibuktikan dengan menyediakan modal awal yang sangat besar. Namun Nunun tak menyebutkan jumlahnya—menurut sumber Tempo sekitar Rp 40 miliar—kecuali menyebutkan Ancora telah merogoh kocek antara Rp 12 sampai Rp 13 miliar untuk belanja pemain dan pelatih. Gaji pemain lancar-lancar saja, kecuali bonus yang memang telat dibayar. Karyawan pun menerima gaji tepat waktu.
Penegasan serupa juga disampaikan Irwan Santoso, Manajer Arema. Manajemen tetap mempertahankan Arema di Malang karena Arema milik warga Malang dan Aremania. Saat ini manajemen terus melakukan penataan agar kegiatan organisasi berjalan lancar dan tertib, termasuk masih tetap mempertahankan Abdulrahman Gurning sebagai kepala pelatih—menggantikan Milomir Seslija alias Milo—sampai didapat pelatih baru pengganti Gurning dan Milo.
Bantahan dari Nunun dan Irwan terkait dengan aksi unjuk rasa menolak Ancora yang dilakukan sekitar 70 orang Aremania (suporter Arema). Kelompok Aremania ini mengaku sebagai Aremania nonblok.
Selain menolak Ancora, Aremania menuntut Wali Kota Malang Peni Suparto untuk mengambil alih Arema dari tangan Ancora, dengan menggandeng Rendra Kresna, Bupati Malang yang juga Pembina Yayasan Arema versi Liga Super Indonesia, agar Arema LPI dan Arema LSI bisa bersatu.
Aremania juga menuntut tim asuhan Milo dipertahankan karena tim asuhan Milo diperkuat pemain-pemain Arema yang berjasa mengantarkan Arema menjuarai LSI 2009-2010 dan jadi juara kedua LSI 2010-2011.
ABDI PURMONO