TEMPO.CO, Turin - Pertemuan antara Juventus dan tuan rumah Atalanta menjadi penting bagi pelatih Antonio Conte. Ia harus menang guna mempertahankan diri sebagai juara paruh musim ini. Namun Conte harus membuktikan diri bahwa salah menganggap dirinya gagal membesut Atalanta.
Juventus memang memiliki kepercayaan tinggi saat mendatangi Atleti Azzurri d’Italia, pada Ahad, 22 Januari 2012. Selama diasuh Conte, Juve tak terkalahkan selama 18 kali main musim ini. Pada pertandingan pekan ke-18, Juventus hanya bermain imbang 1-1 dengan Cagliari. Hasil imbang ini memang tak cukup memuaskan bagi anak-anak Juve.
“Dua poin yang hilang pada minggu lalu (imbang 1-1 dengan Cagliari) masih memberikan masalah. Kami akan coba menebusnya saat melawan Atalanta. Ini tidak akan mudah karena Atalanta bermain di kandang. Kami harus agresif, bermain dengan cepat dan tetap waspada dalam bertahan,” kata bek Juventus, Lichtsteiner.
Tim Nyonya Tua--julukan Juve--sekarang menjadi pemuncak klasemen dengan meraih 38 poin. Tim ini memiliki pertahanan terbaik di Italia dengan kondisi paling sedikit kebobolan hanya 12 gol. Mereka unggul satu poin dari rival terdekatnya, AC Milan, dan tiga poin dari Udinese. Juve berhasil merebut puncak klasemen setelah Milan kalah dari rival sekotanya, Internazionale Milan, pada pekan ke-18.
Kemenangan wajib bagi Juventus. Milan yang secara matematis menghadapi lawan ringan, Novara, sudah mengancam posisinya. Apalagi Novara sudah pernah ditaklukkan Milan pada ajang Copa Italia dengan skor 2-1 pada pekan ini.
Bagi Conte sendiri, bertemu Atalanta jelas menjadi pembuktian. Ia pernah dianggap gagal kala membesut Atalanta musim 2009/2010. Ini bisa menjadi pemicu bagi Conte untuk menaklukkan mantan anak asuhnya itu. Meskipun Conte harus kehilangan Eljero Elia dan Fabio Quagliarella. Kedua pemain ini masih didera cedera.
Adapun bagi Atalanta kemenangan atas Juventus akan menjadi momentum kebangkitan. Apalagi dua penampilan Atalanta terakhir kurang memuaskan. Tim arahan Stefano Colantuono ini menelan pil kekalahan dari AC Milan dan Lazio, dengan masing-masing dua gol tanpa balas. Itu menunjukkan tim ini masih lemah dalam bertahan maupun serangan.
Atalanta pun masih harus berjuang lolos dari zona degradasi. Meski rekor bermain kandangnya cukup bagus, Atalanta selalu kalah pada tiga pertemuan terakhir dengan Juventus. Walaupun mereka punya penyerang mematikan asal Argentina, German Denis. Ia menjadi pemain tersubur Atalanta dengan koleksi 12 gol atau sekitar 52 persen dari total gol tim ini.
Meski demikian, gelandang Ezequiel Schelotto yakin mampu mengakhiri rangkaian hasil buruk. “Juventus di atas kertas memang lebih kuat karena mereka memiliki banyak pemain berkualitas. Kami berharap mereka akan membuat banyak kesalahan. Kami akan melakukan apa pun meskipun tidak mudah,” kata Schelotto. “Kami memulai tahun seperti yang tidak kami harapkan. Sekarang kami berharap untuk meraih kemenangan untuk memulai perjalanan lagi."
TRIBALFOOTBALL | ANTON WISHNU