TEMPO.CO, Surabaya - Kisruh sepak bola di Jawa Timur meruncing setelah PSSI memecat Ketua Pengprov PSSI Jawa Timur La Nyalla M. Mattalitti. Sebagai gantinya, PSSI menunjuk Wali Kota Malang sekaligus Ketua Umum Persema Malang, Peni Suparto, sebagai pelaksana tugas Ketua Umum PSSI Jawa Timur.
Dasar pemecatan itu adalah keputusan Komite Etik PSSI yang menyatakan La Nyalla terbukti bersalah melanggar ketentuan Pasal 6, 9, dan 12 Kode Etik dan Fair Play PSSI. Selain itu Pengurus Provinsi PSSI Jawa Timur dinyatakan melanggar statuta PSSI dengan sengaja melakukan kegiatan yang mendukung organisasi lain di luar PSSI.
Setelah mengantongi mandat dari PSSI pusat, Peni merencanakan menggelar musyawarah daerah luar biasa dan memindahkan Sekretariat PSSI Jawa Timur dari Surabaya ke kompleks Stadion Gajayana, Malang. Alasan pemindahan itu adalah demi efektivitas kerja karena Peni sampai saat ini masih menjabat Wali Kota Malang, sehingga tak memungkinkan harus pulang balik Surabaya-Malang. Namun La Nyalla tidak menggubris langkah Peni.
Menurut La Nyalla, Peni justru telah dia pecat sebagai Ketua Pengurus Cabang PSSI Malang. "Bodoh namanya kalau dia masih berkecimpung di dunia sepak bola," kata La Nyalla kepada Tempo, Selasa 31 Januari 2012.
La Nyalla balik menuding, dengan menerima jabatan sebagai pelaksana tugas PSSI Jawa Timur, Peni sedang bermanuver untuk meraih jabatan sebagai gubernur Jawa Timur. Pemilihan gubernur di provinsi ini memang akan berlangsung pada tahun depan. "Saya dengar Peni berambisi ingin menjadi gubernur, makanya dia pakai sepak bola untuk kendaraan politik," ujar La Nyalla.
Mengenai klaim Peni bahwa dirinya didukung oleh mayoritas pengurus di tingkat cabang serta pemilik klub se-Jawa Timur, La Nyalla meminta hal itu dibuktikan. Sebab, menurutnya, seluruh pemilik klub dan pengurus cabang sudah sepakat berada di belakangnya. "Buktikan saja, jangan hanya bisa ngomong. Semua orang tahu bahwa seluruh pengurus cabang dan pemilik klub mendukung saya," ucap La Nyalla.
Soal rencana Peni yang hendak memindahkan Sekretariat PSSI Jawa Timur ke kompleks Stadion Gajayana juga dianggap lucu oleh La Nyalla. Pasalnya berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi, kedudukan sekretariat harus berada di ibu kota provinsi. "Kalau dia mau memindahkan sekretariat ke Malang, berarti tidak pernah baca AD/ART," ujar Nyalla.
La Nyalla sendiri menganggap sepi keputusan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin yang membekukan kepengurusan PSSI Jawa Timur. Menurut dia, keputusan pembekuan itu tidak akan berpengaruh karena tidak diambil melalui mekanisme yang benar.
Karena itu La Nyalla tetap akan mengendalikan PSSI Jawa Timur dan melaksanakan program-program yang telah disusun. "Saya tidak akan mundur sejengkal pun. Buat apa saya turuti kemauannya, wong Djohar sudah tidak legitimated," kata La Nyalla.
KUKUH S WIBOWO
Berita Terpopuler
Empat Tokoh Ini Disiapkan Jadi Pengganti Anas
Jejak Setoran ke Angelina Sondakh Kian Terang
Komedian Ade Namnung Meninggal Dunia
Kisah Miranda Goeltom dan 13 Butir Durian
Pengadilan Panggil PSSI dan PT Liga Indonesia
Di Balik Tas Bermerek dan Baju Modis Miranda
Yulianis Dilaporkan Nazar Terkait dengan Tiga Kasus
Peni Segera Gelar KLB PSSI Jawa Timur
Badai Matahari Hasilkan Cahaya Terang di Langit Utara
Diturunkan, Ketua PSSI Nganjuk Nyaris Adu Jotos