TEMPO.CO, Kairo - Dewan Tertinggi Militer Mesir mengumumkan negara bergabung selama tiga hari setelah kerusuhan sepak bola berdarah di Port Said. Kemarin, usai pertandingan antara klub Al Ahly dan Al Masry di Port Said, terjadi kericuhan antarsuporter yang menyebabkan 73 orang meninggal hanya dalam waktu satu jam saja.
Saat ini pemerintah Mesir masih menjalani masa transisi. Kepemimpinan militer masih berpengaruh sampai pemilu yang digelar saat ini selesai. Keputusan untuk masa berkabung disampaikan Dewan Militer melalui laman resmi mereka di Facebook.
Kepala Dewan Militer, Mohamed Hussein Tantawi, meminta penyelidikan mendalam terkait siapa di balik kerusuhan berdarah tersebut. "Kejadian seperti kemarin mungkin bisa terjadi di mana saja, tapi kita tidak bisa membiarkan pelakunya bisa bebas," ujar Tantawi yang berbicara dengan Egyptian TV.
Tantawi menyatakan, semua korban akan mendapatkan kompensasi setelah kasus ini masuk dalam tahap penyelidikan. "Kita akan melalui tahap ini. Mesir akan menjadi stabil. Kita punya rancangan yang jelas dalam peralihan kekuasaan melalui pemilihan umum. Jika ada yang mencoba mengganggu kestabilan di Mesir, mereka tidak akan berhasil," katanya.
Hingga hari ini, 47 orang sudah diperiksa terkait kerusuhan kemarin. Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim menyatakan, pencarian tersangka pelaku kerusuhan terus berlangsung.
EGYPTINDEPENDENT|NEWS.EGYPT|DIANING SARI