TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tono Suratman mengatakan kisruh di Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) seharusnya bisa selesai.
Syaratnya, kedua pihak yang berseteru, PSSI dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), tidak memaksa keinginan masing-masing dan taat aturan organisasi yang sudah ada di dalam negeri.
"Jangan sedikit-sedikit beralasan statuta Federasi Sepak Bola internasional (FIFA)," ujar Tono di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 6 Februari 2012.
Jika berpegang pada aturan yang sudah ada, menurut Tono, tidak perlu kasus itu sampai dibawa ke Federasi Sepak Bola Asia (AFC) dan FIFA. Namun, saat ditanya perkembangan rekonsiliasi itu, Tono tidak memerinci.
"Kita kan punya aturan sendiri. Kalau sedikit-sedikit bawa nama FIFA, mana bisa?" ujar Tono.
Sebelumnya konflik di organisasi sepak bola Tanah Air itu juga membuat kompetisi sepak bola domestik terpecah menjadi dua. Pertama, Liga Prima Indonesia (IPL) yang berada di bawah pengawasan PSSI. Kedua, Liga Super Indonesia yang dinilai PSSI sebagai kompetisi ilegal.
Akibat dualisme itu pemain yang bermain untuk klub di Liga Super tidak bisa memperkuat tim nasional.
ARIE FIRDAUS