TEMPO.CO, Malang - Manajemen Arema Indonesia versi Liga Super Indonesia (LSI) segera mengumumkan pelatih kepala yang baru untuk mengganti Joko Susilo alias Getuk. Joko jadi pelatih sementara setelah Wolfgang Pikal dicopot jabatannya mulai 5 Januari lalu.
Manajer Arema LSI, Sunavip Ra Indrata alias Indra, mengatakan saat ini jajaran manajemen sedang membahas nama calon pelatih. Dua pelatih asing dan dua pelatih lokal masuk bursa, tapi Indra merahasiakan nama keempat calon pelatih itu. Indra hanya tertawa ketika nama Benny Dolo dan Suharno disebut.
“Soal nama nanti dulu. Pastinya mereka semua pelatih terbaik. Kami akan memilih pelatih yang paling memahami persepakbolaan Indonesia, khususnya sangat mengerti Arema. Belum tentu pelatih baru bisa langsung tune in dengan tim kami. Menurutmu siapa pelatih yang memenuhi kriteria itu?” kata Indra kepada Tempo, Selasa, 7 Februari 2012. Indra terbahak ketika Tempo sekenanya menyebut nama Benny Dolo.
Belum dapat dipastikan pengumuman pelatih baru. Tapi diusahakan pelatih definitif bisa diumumkan sebelum Singo Edan menjamu PSPS Pekanbaru, Kamis, 16 Februari nanti. Semua nama calon pelatih dikomunikasikan dengan semua awak manajemen.
Rencana mengganti Joko bukan karena bekas pemain Arema itu tak berkualitas, melainkan karena manajemen ingin mematuhi ketentuan manual Liga Indonesia yang mengharuskan pelatih kepala klub senior profesional harus berlisensi A AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) atau lisensi yang ekuivalen dengan persetujuan AFC.
Manajemen memberi apresiasi tinggi kepada Joko dan siap membantu Joko mengikuti studi kepelatihan lanjutan untuk mendapat lisensi A AFC atau minimal lisensi C AFC. Saat ini Joko masih berlisensi A nasional.
“Tentunya pasti kami membantu Getuk untuk menyesuaikan sertifikasi kepelatihannya. Soal kapannya, tergantung pada kajian direksi (PT Arema Indonesia) dan manajemen tim,” kata Indra.
Menurut sumber Tempo, dua nama pelatih asing yang masuk ke bursa adalah Gerard van der Lem, pelatih asal Belanda, serta bekas pelatih Arema Indonesia versi Liga Prima Indonesia (LPI) asal Bosnia-Herzegovina, Milomir Seslija alias Milo.
Gerard pernah mendampingi Louis van Gaal di Ajax Amsterdam (1990-1997) dan Barcelona (1997-1998). Namun nama Gerard dicoret karena Singo Edan tidak memiliki bujet cukup untuk mengontrak bekas pelatih Arab Saudi (2002-2004) itu.
Pendekatan ke Milo dilakukan lewat Noh Alam Shah, kapten Arema LPI yang mundur dari tim sejak Jumat, 3 Februari. Namun mungkin nama Milo juga dicoret karena manajemen Arema LSI ogah berurusan dengan PT Liga Prima Indonesia Sportindo, selaku operator kompetisi LPI karena sejatinya Milo masih jadi milik Ancora selaku investor Arema LPI.
Benny Dolo mengaku sangat siap kembali ke Stadion Kanjuruhan di Kepanjen, kandang Arema LSI. Bekas pelatih Mitra Kutai Kartanegara itu mengatakan termotivasi ingin kembali ke Malang karena punya memori bagus bersama Arema. Atmosfer persepakbolaan Malang membuat dirinya merasa asyik-asyik saja. Baginya, kembali ke Malang ibarat orang pulang kampung.
“Urusan harga kontrak itu nomor 3 atau 4-lah. Yang penting saya merasa enjoy, nyaman, meski tim yang akan saya latih belum punya nama atau tak punya banyak duit. Buat apa melatih tim kaya kalau banyak diintervensi, diatur-atur, dan ditekan-tekan,” kata Benny kepada Tempo.
Ia kembali menegaskan siap ke Malang untuk membantu Arema bukan karena duit. Bekas pelatih Persija Jakarta itu tahu betul kondisi keuangan Arema LSI sedang payah. Ia pun tak mempersoalkan bila harga kontrak yang ditawarkan manajemen. Justru kondisi itu membuat Benny terusik. Bagaimana pun ia merasa masih punya ikatan batin yang kuat bersama Arema.
“Tolong ditulis biar semua Aremania tahu. Jangan dianggap saya enggak mau melatih Arema karena soal harga. Saya justru sangat siap. Soal harga itu nomor sekianlah, bukan nomor satu. Tapi, yang penting, mari kita duduk membicarakannya. Negosiasi itu perlu. Soal sikap saya ini sudah saya sampaikan ke Indra dan posisi saya sekarang menunggu kepastian karena memang belum ada tindak lanjutnya,” kata bekas pelatih tim nasional itu.
Kinerja Benny selama melatih Arema di masa manajemen Bentoel (2004-2006) lumayan kinclong. Pelatih kelahiran Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, 22 September 1950, itu membawa Arema jadi juara Divisi I Liga Pertamina (2004), disusul dua gelar juara Piala Indonesia atau Copa Dji Sam Soe 2005 dan 2006. Di ajang kompetisi kasta tertinggi, Benny membawa Arema dua kali masuk babak 8 besar Liga Djarum XI/2005 dan Liga Djarum XII/2006.
Kesiapan pun disampaikan Suharno kepada Tempo. Bekas pelatih Persiwa Wamena ini mengaku sudah dihubungi manajemen Arema LSI tapi belum sampai soal harga kontrak. Suharno memastikan sangat siap melatih Charis Yulianto dan kawan-kawan.
Atmosfer persepakbolaan Malang tak asing baginya karena melatih Arema Malang (1996-1997) dan Persema Malang (1999-2000) di Divisi Utama Liga Indonesia. Suharno membawa Arema ke babak 12 besar.
“Saya enggak tahu perkembangannya. Jadi secara tidak langsung saya tak bisa berbagi informasi. Sebaiknya ditanya dulu ke manajemen. Tapi yang jelas saya sangat siap dan menunggu kepastian. Kebetulan saya kan sedang free setelah dari Persiwa,” kata pelatih yang membawa Persiwa jadi juara kedua LSI 2008-2009 itu.
Saat ini Arema menempati zona degradasi di posisi ke-11 klasemen sementara LSI 2011-2012, dengan kinerja berpoin tujuh dari 11 laga: satu kali menang, empat kali seri, dan enam kali kalah. Hasil seri didapat dari laga kesebelas lawan tuan rumah Mitra Kukar pada Minggu, 5 Februari 2012. Kedua tim berbagi angka 2-2.
ABDI PURMONO