TEMPO.CO, Shanghai - Sepak bola tidak selalu menyenangkan bagi para pelakunya di dalam lapangan. Nicolas Anelka, misalnya. Ia mengungkapkan bagaimana masa-masa kelamnya di Chelsea sebelum akhirnya berlabuh di klub Cina, Shanghai Shenhua.
“Suatu hari Anda bisa mencetak gol dan melakukan apa pun untuk klub, tapi di hari lainnya Anda dibiarkan pergi tanpa belas kasih,” kata Anelka di The Sun.
Awalnya, Anelka merupakan salah seorang pemain andalan The Blues—julukan Chelsea, khususnya di era kepelatihan Carlo Ancelotti. Terbukti, klub London Barat itu jadi klub paling lama yang dibelanya. Sejak 2008, ia sudah bermain untuk Chelsea.
Namun semuanya berubah tatkala Andre Villas-Boas datang ke Stamford Bridge di awal musim. Pemain berkebangsaan Prancis itu tak mendapat tempat. Bahkan ia dan Alex mulai dipinggirkan ke tim cadangan dan berlatih dengan pemain-pemain muda. “Saya punya semua perlengkapan pemain profesional, tapi mereka menaruh saya di ruang ganti yang terpisah. Itulah sepak bola untuk Anda,” ujar pemain berusia 32 tahun itu.
Kondisi itu yang membuat Anelka akhirnya hengkang pada akhir tahun lalu. “Itulah hari di mana saatnya Anda pergi. Anda harus melakukan apa yang harus dilakukan dan tidak perlu bersedih karena tidak ada teman di dalam sepak bola,” kata pemain bernama lengkap Nicolas Sebastien Anelka itu.
Akibat pengalaman pahitnya di Chelsea itu, Anelka sempat frustrasi dan tidak percaya pada kebersamaan yang berada di skuad Roman Emperor. “Itulah kenyataannya. Sedih jika melihat ini kebenarannya. Ini olahraga yang kolektif, tapi juga sangat individualistis,” ujar mantan pemain Bolton Wanderers itu.
Kini Anelka mengaku sudah lebih bahagia di klub barunya. “Shanghai seperti Newy York-nya Asia, saya suka tinggal di sini. Saya juga dulu sering berlibur kemari,” ujar dia.
THE SUN | IRVAN SAPUTRA
Berita terpopuler:
Akhirnya Persija Ciptakan Sejarah Lawan Persipura
MU Memiliki Potensi Menjadi Juara Liga Inggris
Pendukung Persija-Persipura Bentrok, Belasan Luka