TEMPO.CO, Milan - Carlo Ancelotti mengaku tak bisa memprediksi skor akhir saat dua tim yang pernah dilatihnya, AC Milan dan Juventus, bertemu di San Siro dalam pertandingan lanjutan Seri A Liga Italia malam ini. "Susah dikatakan bagaimana ini akan berakhir," kata pelatih yang kini membesut Paris Saint-Germain itu.
Pria 52 tahun itu pernah menangani Juve pada 1999-2001. Milan dia arahkan pada 2001-2009. Bersama Si Nyonya Tua--julukan Juve--ia sempat merasakan Piala Intertoto 1999. Sedangkan bersama Rossoneri, ia merebut satu scudetto dan dua gelar Liga Champions.
Kini kedua klub itu dilihatnya menunjukkan perkembangan menarik. "Milan memiliki sejumlah pemain berpengalaman yang biasa memenangi laga seperti ini. Tapi Juve akan datang ke San Siro dengan antusiasme luar biasa," kata Ancelotti.
Juara bertahan Milan kini memiliki keunggulan satu angka dari Juve, yang memiliki satu laga tertunda belum dimainkan. Dalam dua laga sebelumnya di musim ini Milan terus takluk oleh Juve.
Ancelotti menilai Milan masih mampu mempertahankan levelnya seperti musim lalu. "Juventus juga mampu tumbuh dengan cepat berkat kerja keras bos Antonio Conte, juga kedatangan sejumlah pemain penting," tuturnya.
Satu pemain yang dinilainya akan berperan penting dalam laga ini adalah Andrea Pirlo, gelandang yang pernah 10 musim di Milan dan sejak awal musim ini bermain untuk Juve. "Andrea selalu sama," kata mantan pelatih Chelsea itu.
"Semua orang memuji kualitas tekniknya, sedangkan karakter dan kepribadiannya tak ternilai. Dia adalah sedikit dari pemain yang langsung mengerti apa yang dikatakan kepadanya. Bahkan sering Anda tak harus berkata sepatah kata pun kepadanya."
Pirlo menjadi pemain pilar Milan saat merengkuh scudetto dan dua trofi Liga Champions. Namun pemain veteran Italia itu pergi dari San Siro setelah klub memutuskan tidak memperbarui kontraknya pada akhir musim lalu. Di Turin, gelandang berusia 32 tahun itu justru mampu tampil menawan dan menjadi kunci kesuksesan Juve bersaing di papan atas.
Bek Juve, Giorgio Chiellini, menilai Pirlo akan jadi pembeda dalam laga malam ini. "Pirlo adalah pemain yang mampu mengubah sesuatu di Juve. Ia sangat ingin kembali pada permainan dan sudah menunjukkan diri sebagai pemain luar biasa dan pemain fantastis," ucapnya.
Bagi Pirlo, kembali ke San Siro akan menjadi momen emosional baginya. "Tapi saya tahu laga malam ini sangat penting bagi kami. Jadi saya kalem," katanya.
Kecemerlangan Pirlo bersama Juve tak lepas dari kejelian Antonio Conte, pelatih klub itu. Formasi 3-5-2 yang dia pilih memungkinkan Pirlo leluasa membantu serangan tanpa khawatir akan pertahanan yang ia tahu sudah dijaga apik oleh dua gelandang di belakangnya, Arturo Vidal dan Claudio Marchisio.
Pirlo sendiri terkesan oleh kemampuan Conte. "Saya tak menduga Antonio Conte akan seperti ini," ujarnya. "Saya tak tahu banyak tentang dia sebagai pelatih, tapi saya menemukan dia luar biasa. Ia pelatih yang hebat, yang memberi begitu banyak buat timnya, dan kami mengikutinya dalam setiap tahapan," katanya. Di bawah Conte, Juve tak terkalahkan dalam 23 laga musim ini.
Milan tak akan bisa mengandalkan Zlatan Ibrahimovic yang masih harus menjalani hukuman kartu merah. Pelatih Massimiliano Allegri mungkin akan menduetkan Robinho dan Alexandre Pato di lini depan.
Robinho yakin, bila mampu bermain dalam level terbaiknya, Milan tak akan kesulitan mengalahkan Juve. "Bila kami bermain seperti Milan, kami tak bisa dihentikan," kata penyerang asal Brasil itu. "Laga melawan Juve akan sangat menentukan, lebih dari sudut psikologis ketimbang posisi di klasemen."
AP | FOOTBALL-ITALIA | NURDIN