TEMPO.CO, Jakarta - Kekalahan telak Indonesia dari tuan rumah Bahrain 10-0 semalam terus menyisakan perdebatan. Beberapa pihak menyebut kekalahan itu disebabkan oleh kisruh tidak berkesudahan di kepengurusan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Namun, menurut PSSI, kekalahan semalam justru lebih disebabkan oleh kinerja wasit yang buruk. "Wasit menghancurkan mental para pemain. Padahal mereka sudah bermain lebih baik dibanding sebelumnya," kata koordinator tim nasional, Bob Hippy, Kamis, 1 Maret 2012.
Empat penalti dan dua kartu merah, menurut Bob, adalah bentuk tekanan mental yang berat kepada tim. "Kasihan anak-anak. Banyak yang aneh terjadi. Mereka frustrasi karena wasit," Bob menuturkan.
Pelatih Aji Santoso pun, kata Bob, sampai saat ini tidak mengetahui alasan ia diusir dari lapangan. "Kartu merahnya pun tidak ada, langsung diusir tanpa diberi peringatan atau kartu kuning," kata Bob lagi.
Kekalahan atas Bahrain semalam adalah kekalahan terbesar Indonesia sepanjang sejarah. Sebelumnya Merah Putih pernah takluk 0-9 dalam pertandingan uji coba melawan Denmark di Kopenhagen, 3 September 1974. Kekalahan atas Bahrain juga membuat Indonesia tidak pernah meraih kemenangan di Grup E kualifikasi Piala Dunia 2014. Indonesia terbenam di dasar klasemen, di bawah Iran, Qatar, dan Bahrain tanpa meraih satu poin pun akibat selalu kalah dari enam partai yang dijalani.
ARIE FIRDAUS