TEMPO.CO, Bandung - Perusahaan payung skuad Persib Bandung, PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), berniat menawarkan mayoritas saham kepada masyarakat, khususnya para suporter alias bobotoh. Direktur PT Persib M. Farhan, mengaku giat memperbaiki performa manajemen perusahaan dan intens menjalin komunikasi dengan otoritas dan pemangku kepentingan Bursa Efek Indonesia.
"Memang untuk bisa go public di bursa saham syarat-syarat yang harus kami penuhi sangat berat, " ujarnya di Bandung, Senin petang 12 Maret 2012. "Setidaknya sejak Februari lalu kami serius menjajaki dan menyimak paparan dari perusahaan sekuritas yang akan membantu Persib terdaftar sebagai perusahaan yang menawarkan saham di Bursa Efek Indonesia."
Farhan menolak menyebut kapan PT Persib mulai mulai terjun ke bursa efek. Ia pun emoh menyebut nama perusahaan sekuritas yang siap membantu Persib itu. Sebab, sesuai aturan Badan Pengelola Pasar Modal dan Bursa Efek Indonesia, kata dia, informasi dua hal itu harus dirahasiakan jika niat go public sudah dilontarkan sebuah perusahaan. "Untuk mencegah spekulasi dan upaya pihak tertentu membuyarkan rencana penawaran saham kami,"elaknya.
Farhan juga mengaku pihaknya akan mengantisipasi, agar setelah masuk bursa kelak, saham PT Persib tetap dikuasai masyarakat Jawa Barat dan khususnya bobotoh Maung. PT Persib tak ingin kelak sahamnya malah dikuasai pengusaha dari luar Jawa Barat apalagi dari luar negeri. "Karena itu kami menjajaki semuanya,''katanya. ''Saham PT Persib hanya bisa dibeli oleh pengusaha dan masyarakat Jawa Barat,"tegasnya.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi agar Persib bisa go public, menurut Farhan, antara lain adalah adanya persetujuan bulat dari para pemegang saham. Selain itu, memenuhi syarat standar akuntansi dan good corporate governance dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Bursa Efek Indonesia. Juga, memenuhi audit legalitas serta audit dan penilaian perusahaan oleh akuntan publik dan lembaga pemeringkat.
ERICK P. HARDI