TEMPO.CO, Yogyakarta – Dwi Irianto, salah seorang perintis terbentuknya Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), buka suara menyikapi karut-marut dualisme PSSI. Pria yang juga Sekretaris Umum Pengprov PSSI DI Yogyakarta itu menuturkan orang-orang yang kini berada di KPSI dahulu sangat percaya kepada Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin.
Dwi mengatakan, dalam kongres luar biasa PSSI di Solo, pihaknya sudah menerima setulus hati Djohar atau kubu George Toisutta sebagai kelompok 78 bisa terpilih agar ada perubahan dalam PSSI. “Tapi kemudian kok dia malah menyerang kelompok yang mendukungnya dengan membekukan 28 pengprov PSSI,” kata Dwi kepada Tempo, Selasa 13 Maret 2012.
Kekecewaan Dwi, yang akrab disapa Mbah Putih, kepada langkah Djohar itu pun lantas mendorongnya untuk membentuk Forum Pengprov PSSI (FPP). FPP terdiri dari 28 pengprov PSSI se-Indonesia yang dibekukan oleh Djohar. Dwi pun dipilih sebagai ketua dan kemudian bersama-sama menggulirkan KPSI sebagai tandingan PSSI.
KPSI sendiri, kata Dwi, menggelar kongres di Jakarta 18 Maret mendatang. Acara itu bersamaan dengan kongres tahunan PSSI di Palangkarya, Kalimantan Tengah. Namun kongres KPSI dilakukan bukan untuk melengserkan Djohar.
“Tak ada niatan pribadi untuk melengserkan Djohar dari tampuk pimpinan tertinggi PSSI. Tapi untuk meluruskan jalan amburadul yang dibuatnya karena rekonsiliasi diabaikan terus,” ujarnya.
Di mata Dwi, Djohar memiliki "kehebatan" yang akhirnya malah membuat sistem pesepakbolaan Indonesia kian kacau. “Kehebatannya, dia tidak pernah merasa perlu mendengarkan masukan orang-orang yang dirasa jadi musuhnya,” kata Dwi.
Pembekuan 28 organisasi Pengprov PSSI yang dilakukan Djohar justru menunjukkan bukti kuat lemahnya kabinet Djohar. “Kalau mau membekukan atau pecat kan orangnya, bukan organisasinya lantas menunjuk caretaker,“ ujarnya.
Tak hanya kubu Indonesia Super League (ISL) dan KPSI yang prihatin dengan karut-marut dunia sepak bola Indonesia yang kini hanya mengakui Indonesian Premier League (IPL) sebagai kompetisi legal dari PSSI.
Klub IPL yang ada di DI Yogyakarta, Persiba Bantul, pun turut prihatin dengan konflik tiada berujung yang menghantam PSSI pusat dan timnas saat ini.
Sekretaris Persiba Bantul Wikan Werdho Kisworo menuturkan saat kongres dulu pihaknya sangat menaruh harapan adanya pergantian membuat dunia sepak bola Indonesia kian jauh dari polemik. “Tapi kok malah semakin kencang gontok-gontokannya,” katanya.
PRIBADI WICAKSONO