TEMPO.CO, Manado - Upaya Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) menggoyang Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia terus berlanjut. Kali ini mereka menggelar Musyawarah Provinsi Luar Biasa PSSI Sulawesi Utara pada Selasa, 13 Maret 2012 malam di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Dalam sambutannya, Tony Apriliani melantik Ketua PSSI Sulawesi Utara versi KPSI dengan mengatasnamakan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Padahal, Tony saat ini sama sekali tak ada kaitan dengan PSSI setelah dipecat dari Komite Eksekutif beberapa waktu lalu.
Peristiwa ini langsung mendapatkan protes keras dari Wakil Ketua PSSI Sulawesi Utara Hairil Paputungan. Tadi pagi, Rabu, 14 Maret 2012, Paputungan yang juga wartawan senior di Sulawesi Utara ini memprotes Tonny Apriliani yang mengatasnamakan Ketua Umum PSSI dalam acara KPSI yang notabene adalah organisasi yang tak direstui oleh PSSI.
Menurut Paputungan, Tony sudah salah besar ketika membawa nama Djohar Arifin. Sebab selain merupakan anggota KPSI, dia juga sudah dipecat dari Exco PSSI sehingga terlalu nekat membawa nama PSSI.
"Apriliani paling getol menghina PSSI, kok sekarang nekat bawa-bawa nama PSSI. Emang ndak malu bawa-bawa nama atas nama Pak Djohar," tutur Paputungan.
KPSI menunjuk anak Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, yakni Fabian Sarundajang, sebagai Ketua Umum PSSI versi KPSI di Sulawesi Utara karena terpilih secara aklamasi dalam pemilihan.
Musyawarah Provinsi PSSI versi KPSI ini sendiri sebenarnya tak terlalu didukung karena PSSI Cabang Manado yang merupakan urat nadi persepakbolaan di Sulawesi Utara. Mereka tak ikut dalam acara tersebut karena merasa KPSI adalah lembaga Ilegal.
"Sudahlah kita saling ribut di dunia sepak bola. Ini bukan partai politik, tetapi sarana untuk mempersatukan masyarakat kita. Kalau kita ribut seperti ini, masyarakat mau diberikan hiburan bagaimana. Makanya PSSI Manado solid tidak ada dualisme-dualisme dan memilih tak ikut KPSI," tutur Ketua Harian Pengcab PSSI Manado Hengky Kawalo.
ISA ANSHAR JUSUF