TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, perusahaan yang memayungi Persib Bandung, Muhammad Farhan, memastikan klubnya masih mengakui Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai satu-satunya induk organisasi sepak bola di negeri ini. Ia berharap dualisme kompetisi yang selama ini terjadi bisa segera berakhir.
"Kenapa kami datang, karena kami masih menganggap PSSI sebagai induk organisasi. KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola) itu komite, bukan asosiasi sepak bola. Kami harap semua selesai, satu liga satu prestasi," katanya usai bertemu pengurus PSSI di Hotel Crowne Plaza, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Maret 2012.
Persib Bandung menjadi satu-satunya klub peserta Liga Super Indonesia yang memenuhi undangan PSSI untuk membahas rekonsiliasi antara PSSI dengan klub-klub LSI. Pembahasan rekonsiliasi tetap digelar meski hanya dihadiri Persib. PSSI antara lain diwakili Ketua Komite Disiplin Bernhard Limbong dan Direktur Legal Finantha Rudy.
Dalam petemuan yang berlangsung sekitar dua jam tersebut, PSSI menawarkan beberapa solusi agar dualisme kompetisi bisa segera diakhiri. Tawaran tersebut, antara lain, melebur Liga Super Indonesia dengan Indonesian Premier League menjadi satu kompetisi. Nama dan regulator kompetisi akan diputuskan bersama.
Persib, kata Farhan, menyambut baik tawaran tersebut dan akan membahasnya dengan para petinggi Persib lainnya di Bandung. "Pertemuan ini mengejutkan karena diwarnai dengan keakraban personal, tidak ada yang ngotot-ngotot dan mengajukan syarat," katanya.
Farhan memastikan pertemuan dengan PSSI ini tak menyinggung soal kongres, baik kongres yang digelar PSSI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, maupun kongres luar biasa yang digelar KPSI di Jakarta. "Pertemuan ini tidak ada hubungannya dengan kongres," katanya.
Direktur Legal PSSI Finantha Rudy mengatakan PSSI tetap akan merangkul klub-klub peserta liga super lain yang hari ini tak datang. "Akan ada bentuk komunikasi, apapun juga pasti akan kita komunikasi dengan anggota lain," katanya.
DWI RIYANTO AGUSTIAR