TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia kemungkinan besar akan memiliki dua federasi sepakbola setelah 18 Maret nanti, yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan Ketua Umum Djohar Arifin Husin, serta PSSI versi Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang akan memilih Ketua Umum pada Kongres Luar Biasa (KLB) di Ancol, Jakarta. Akibat dua federasi itu, Indonesia pun terancam sanksi dari Federasi Sepakbola Internasional (FIFA).
Menanggapi kemungkinan sanksi iinternasional itu, Ketua KPSI Toni Apriliani mengaku tidak khawatir. "Tidak masalah. Mulai dari nol itu lebih baik," kata Toni, Sabtu, 17 Maret 2012.
Saat ini, menurut Toni, sepakbola Indonesia berada dalam kondisi semrawut dan harus diperbaiki dari dasar, yaitu menyusun kepengurusan yang baik. "Kami semua sudah siap untuk mendapatkan ketua umum PSSI baru, siapa pun nanti yang akan terpilih," Toni menambahkan.
Toni mengklaim, anggota yang datang di KLB kali ini adalah pemilik suara sah PSSI, tidak seperti peserta kongres PSSI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Total, menurutnya, ada 71 pemilik suara yang hadir, dari total 76 pemilik suara yang telah memberikan mandat. Anggota yang tidak memiliki suara pun, terang Toni, saat ini sudah hadir sebanyak 470 klub dari semua divisi, 26 pengurus provinsi dan 400 pengurus cabang.
"Semua klub Liga Super hadir. Saya percaya nanti akan lebih banyak yang akan datang. Satu pengprov saja saat ini menyatakan sedang dalam perjalanan, jadi kemungkinan akan ada 27 pengrov yang hadir," katanya lagi.
ARIE FIRDAUS
Berita terkait
Kubu Djohar Akan Datangi Lagi Klub Liga Super
Dijaga Ketat, Kongres PSSI Dibuka Menteri Andi
Kongres PSSI Bakal Resmikan Liga Super
Kongres PSSI Palangkaraya Undang 97 Pemilik Suara
Badan Arbitrase Restui Kongres PSSI
Kongres PSSI Diramaikan Uji Coba Timnas
Soal KLB, Badan Arbitrase Menangkan PSSI
9 Poin Keputusan KONI tentang Kisruh PSSI