TEMPO.CO, Milan - Massimo Moratti dikenal sebagai salah satu presiden klub yang ambisius. Sejak memegang jabatan sebagai Presiden Internazionale Milan pada 1995, Moratti tak sungkan memecat pelatih yang dicap gagal. Termasuk Claudio Ranieri yang dipecat pada Senin malam waktu setempat, 26 Maret 2012. Ranieri jadi pelatih ke-19 yang terpaksa diganti oleh Moratti.
Korban pertama Moratti adalah Ottavio Bianchi. Pelatih berusia 68 tahun itu gagal memenuhi ekspektasi Moratti yang sudah membeli pemain-pemain bintang seperti Roberto Carlos dan Javier Zanetti. Sejak itu silih berganti banyak pelatih yang masuk ke Giuseppe Meazza.
Kebanyakan dari pelatih-pelatih itu hanya bertahan satu musim, paling lama pun selama dua musim. Jose Mourinho yang sukses meraih gelar treble winner pertama untuk Inter pun hanya bertahan dua musim. Tapi Mourinho tidak dipecat oleh Moratti. Pelatih asal Portugal itu memilih hengkang ke Real Madrid.
Roberto Mancini jadi pengecualian tersendiri. Pelatih yang kini menukangi Manchester City itu empat tahun menakhodai Javier Zanetti dan kawan-kawan. Lebih lama ketimbang pelatih-pelatih Inter lainnya. Mancini sukses membawa Inter meraih tiga gelar juara Seri-A beruntun, tapi kegagalan di Liga Champions ditengarai jadi salah satu faktor pemecatannya pada Mei 2008.
Kini kursi panas Inter diduduki Andra Stramaccioni, pelatih tim Primavera Inter yang dipromosikan menjadi pelatih utama hingga akhir musim. Stramaccioni punya tugas berat untuk setidaknya membawa Inter masuk ke zona Liga Champions. Saat ini Inter berada di peringkat kedelapan dengan perolehan 41 poin, atau berjarak 10 angka dari posisi ketiga, tempat terakhir untuk meraih tiket Liga Champions.
WIKIPEDIA | IRVAN SAPUTRA
Berita terpopuler:
PSSI Ingin FIFA Hargai Proses Rekonsiliasi
Laga MU-Fulham Diwarnai Aksi Kontroversial Wasit
Ferguson Optimistis MU Juarai Liga Inggris
Persisam Sambut Dingin Tawaran Rekonsiliasi PSSI
Lampar Sebut Chelsea Layak di Posisi Empat Besar