TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Djohar Arifin Husin optimistis Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) tak akan sibuk membahas sanksi untuk Indonesia dalam rapat Komite Eksekutif FIFA selama hari ini di Zurich, Swiss.
"Secara logika kan nggak mungkin FIFA mau bertentangan dengan AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) hanya karena soal kecil di Indonesia," kata Djohar kantornya, kawasan Gelora Bung Karno, Kamis 29 Maret 2012.
Komite Eksekutif FIFA dijadwalkan menggelar rapat di kantor pusat Zurich, Swiss, Kamis-Jumat, 29-30 Maret 2012. Salah satu agendanya pemberian sanksi untuk Indonesia yang dinilai gagal memenuhi tenggat penyelesaian dualisme kompetisi.
FIFA pada 21 Desember 2011 lalu mengirim surat kepada PSSI. FIFA meminta persoalan dualisme kompetisi harus sudah selesai sebelum 20 Maret 2012. Namun hingga tenggat lewat, dualisme kompetisi, yakni Liga Super Indonesia (LSI) dan Liga Prima Indonesia (LPI), tak kunjung berakhir.
Karena itu FIFA membawa persoalan ini ke rapat Komite Eksekutif untuk dibahas. Djohar optimistis dalam rapat tersebut FIFA akan mendengar saran dari AFC yang akan meminta waktu tambahan kepada PSSI.
"Informasi yang kami dengar tadi malam (lewat) sms dari sana itu menyetujui usulan dari AFC," kata Djohar. FIFA, dia menuturkan, kemungkinan tak akan mengambil keputusan yang bertentangan dengan AFC karena sebagai perpanjangan tangan FIFA di Asia AFC dinilai lebih mengetahui persoalan yang dihadapi PSSI.
"Pasti akan menyetujui usulan AFC, (tinggal) tenggatnya berapa lama (untuk menyelesaikan dualisme kompetisi), gitu," katanya. Apalagi, kata Djohar, PSSI telah menjalankan semua poin yang disarankan FIFA untuk mengakhiri dualisme kompetisi. Lima skema penyelesaian dualisme pun, kata Djohar, telah dilaporkan ke FIFA. "Semua yang diminta FIFA kami kerjakan," katanya.
DWI RIYANTO AGUSTIAR