TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Tim Rekonsiliasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Bernhard Limbong, akan menemui Kepala Polri Jenderal Timor Pradopo untuk meminta agar lembaga kepolisian menyetop izin-izin pertandingan yang digelar PT Liga Indonesia. Izin pertandingan seharusnya hanya diberikan kepada klub-klub yang bermain di liga resmi.
"Nanti saya akan bertemu dengan kepala kepolisian, sesegera mungkin ketemu Pak Timor Pradopo. Sebab kalau polisi tetap memberikan izin ke sana (Liga Super), ya sudah kita akan di-banned FIFA," kata Limbong kepada Tempo, Ahad, 1 April 2012.
Komite Eksekutif FIFA pada Jumat, 30 Maret 2012 lalu, memberi tambahan waktu kepada PSSI untuk menyelesaikan dualisme kompetisi hingga 15 Juni 2012. Jika hingga tenggat tersebut dualisme kompetisi belum berakhir, FIFA kemungkinan akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
Limbong menilai upaya rekonsiliasi yang selama ini digulirkan PSSI belum menuai hasil karena klub-klub Liga Super Indonesia (LSI) masih diizinkan menggelar pertandingan. Karena itu izin yang dikeluarkan kepolisian itu harus disetop. "Itu bisa terjadi karena polisi kasih izin," katanya.
Sikap kepolisian yang memberi izin kepada LSI ini sebelumnya telah dilaporkan PSSI ke FIFA beberapa waktu lalu. Pengaduan ini dikirimkan satu paket dengan lima skema penyelesaian yang ditawarkan PSSI ke klub-klub LSI.
Limbong berharap kepolisian tak lagi menerbitkan izin menggelar pertandingan yang dilakukan PT Liga Indonesia, operator kompetisi LSI. Alasannya, izin pertandingan seharusnya hanya diberikan kepada klub-klub yang bermain di liga resmi. Dan saat ini hanya Liga Prima Indonesia (LPI) yang dianggap resmi oleh PSSI.
Selain menemui kepala Kapolri, Limbong menuturkan, PSSI juga berupaya merangkul kembali klub-klub LSI secara gerilya. PSSI akan mendatangi satu per satu klub-klub LSI agar mereka mau berembuk kembali. "Kami akan tetap merangkul mereka," katanya.
PSSI pada 29 Maret 2012 lalu mengundang klub-klub LSI untuk urun rembuk di Hotel Crowne Plaza, Jakarta. Namun tak satu pun klub LSI memenuhi undangan tersebut. Mereka sebelumnya juga memboikot acara rekonsiliasi yang digelar 14 Maret 2012 di hotel yang sama.
DWI RIYANTO AGUSTIAR