TEMPO.CO, Bandung - Kepolisian Resor Kota Besar Bandung akhirnya menghentikan penyidikan kasus kekerasan oleh pemain dan pengawal manajemen Persib terhadap pemain Gresik United yang terjadi usai laga kedua tim di Stadion Siliwangi, dua hari lalu. Penghentian menyusul pencabutan laporan oleh pemain Gresik Marwan Sayedeh selaku pelapor dan kesepakatan damai tertulis kedua pihak di kantor Reserse Kriminal Polrestabes.
"Laporan sudah dicabut oleh pelapor dan penyidikan perkara kami stop," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Ajun Komisaris Besar Widjanarko seusai menerima dan menyaksikan kesepakatan kedua pihak di ruang Unit Kejahatan Kekerasan Polrestabes Bandung, Jumat, 13 April 2012. Ia menjelaskan bahwa kesepakatan damai yang diteken kedua pihak berisi tiga poin.
Poin pertama, kata Widjanarko, kedua pihak sepakat tidak lagi mempermasalahkan kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka. Kedua, para pihak mengakui kesalahpahaman masing-masing. Ketiga, para pihak sepakat tidak mengulang tindak kekerasan serupa di masa depan. "Kalau mereka mengulang perbuatannya lagi nanti, ya, akan diproses hukum," katanya.
Disaksikan Widjanarko dan Kepala Unit Jatanras Ajun Komisaris Safei, nota tersebut ditandatangani Manajer Persib Umuh Muhtar, pemain Gresik Marwan dan Manajer Keuangan Gresik Abdul Hamid.
"Pak Umuh Muhtar mewakili pemain Persib, Zulkifli, dan pelaku yang satu lagi berinisial S,"ujar Widjanarko tanpa bersedia menyebut nama lengkap dari singkatan pelaku S. Pemain Persib yang dimaksud adalah Zulkifli Sukur yang menurut Marwan adalah salah satu pelaku pemukulan. Sedangkan S adalah pelaku lain pemukulan Marwan. S disebut-sebut sebagai pengawal Umuh Muhtar yang saat peristiwa terjadi juga ditugaskan membantu pengamanan pertandingan.
Umuh dan Abdul Hamid tampak sumringah karena sengketa anak-anak asuhannya berhasil diselesaikan dengan cara damai tanpa proses lanjut hukum pidana. "Alhamdulillah, sudah beres yah, tidak ada masalah lagi. Kedua pihak juga sudah saling memaafkan. Yang jelas kejadian seperti kemarin dan sekarang jadi pelajaran, jangan sampai terulang lagi nanti,"katanya.
ERICK P. HARDI