TEMPO.CO, Roma – Piermario Morosini, gelandang Livorno yang tewas setelah terkena serangan jantung dalam laga Serie B lawan Pescara, Sabtu (14/4), punya sejarah hidup yang tragis.
Pemain berusia 25 tahun ini merupakan produk akademi yunior Atalanta dan ia kini dimiliki oleh Udinese, tapi tengah dipinjamkan ke Livorno.
Morosini membuat debutnya di Serie A bersama Udinese dan sempat tampil dalam lima pertandingan sebelum dipinjamkan ke Bologna, Vicenza dan Livorno. Ia juga pernah membela timnas Italia U-17 dan U-21.
“Ia adalah emas, selalu berusaha membantu keluarganya. Itulah Piermario Morosini,” tutur kepala tim yunior Atalanta, Mino Favini.
“Ia tumbuh di Atalanta bersama saya dan saya melihatnya bermain sejak masih kecil. Ia anak fantastis yang selalu bergegas membantu siapapun. Ia hidup untuk keluarganya.
Favini kemudian mengisahkan kehidupan keluarga Morosini yang tragis di mana ia ditinggal mati ibunya, Camilla, pada 2001 saat baru berusia 15 tahun sebelum kehilangan ayahnya, Aldo, dua tahun kemudian.
Tak lama setelah itu, adik lelakinya juga tewas dalam sebuah kecelakaan. Satu-satunya anggota keluarganya yang tersisa adalah kakak perempuannya.
“Ia sosok yang kurang beruntung. Ia kehilangan kedua orang tuanya saat masih muda, saudara lelaki dan perempuannya punya cacat fisik. Adik lelakinya baru-baru ini bunuh diri lantaran melompat dari jendela. Ia punya kehidupan yang paling tak beruntung.
“Udinese merekrutnya dari kami dan ia sangat berbakat. Ia punya karier yang kuat, dihormati oleh semua rekan setimnya. Ke mana pun ia pergi, orang selalu memujinya. Ia punya hari emas.”
Bekas rekan setimnya di Vicenza, Raffaele Schiavi, yang kini memperkuat Padova, memasang foto Morosini yang tengah tersenyum di Twitter.
“Terlepas dari semua masalah keluarga yang dimilikinya, Moro selalu memperlihatkan senyuman di wajahnya dan tak pernah mengungkapkan masalahnya.”
FOOTBALL-ITALIA | A. RIJAL