TEMPO.CO - Pertemuan antara Bayern Muenchen dan Real Madrid di semifinal Liga Champions musim ini kembali menghidupkan rivalitas panjang kedua klub. Rivalitas kedua kubu sudah panas sejak pertama kali bertemu.
Pertemuan pertama terjadi pada semifinal Liga Champions 1976. Muenchen yang dibela pemain-pemain legendaris macam Gerd Mueller, Sepp Maier, Karl-Heinz Rummenigge, Uli Hoeness dan Franz Beckenbauer berhasil menahan Madrid dengan skor 1-1 pada leg pertama di Santiago Bernabeu.
Laga itu diwarnai dengan masuknya seorang suporter Madrid yang memukul hakim garis dan Muller. Akibat insiden itu, Madrid dijatuhi hukuman lima tahun tak boleh bertanding, tetapi akhrirnya sanksi itu dikurangi menjadi hanya tiga laga saja. Muenchen akhirnya lolos ke final dengan keunggulan agregat 3-1 dan berhasil menjadi juara.
Empat tahun berselang, kedua kubu kembali bertemu dalam sebuah laga pra-musim dan Muenchen berhasil menang telak 9-1. Hasil itu membuat pelatih Madrid Vujadin Boskov mengatakan, “Saya lebih baik kalah dengan skor ini sekali, daripada kalah satu gol selama sembilan kali.”
Musim panas berikutnya, Madrid mengundang Muenchen dalam laga pra-musim, Trofeo Bernabeu. Meskipun sejatinya ini merupakan laga persahabatan, jalannya pertandingan itu jauh dari kata bersahabat. Pemain Muenchen, Klaus Augenthaler, diusir wasit karena dianggap melakukan gestur ofensif kepada pendukung Madrid. Tak terima rekannya diusir, pemain-pemain Muenchen keluar lapangan sebagai bentuk protes. Walhasil, pertandingan pun dibatalkan.
Pertemuan di perempat final Liga Champions 1987 tak kalah panasnya. Setelah kubu Bavarian dihadiah penalti, pemain Madrid, Juanito, emosi dan menginjak wajah Lothar Mattheus dengan sengaja. Akibatnya dia diusir keluar lapangan dan mendapat hukuman lima tahun larangan bermain.
Pada medio 1999 hingga 2004, kedua kubu lebih sering bertemu. Mereka saling bersaing posisi dalam tiga musim kompetisi. Bahkan, pada musim 1999/2000, kedua kubu bertemu sebanyak empat kali dengan hasil Muenchen menang tiga kali dan sekali tumbang.
Pada era galacticos di musim 2000-2001, persaingan makin memanas setelah kedua kubu saling serang komentar di media jelang pertemuan keduanya di semi final. Pada akhirnya Muenchen yang berhasil lolos dan menjadi juara saat itu.
Namun, satu musim kemudian Madrid berhasil membalasnya. Kali ini mereka bertemu di babak perempat final dan Madrid berhasil menggusur Muenchen dengan agregat 3-1. Los Blancos pun melaju mulus hingga partai puncak dan menjadi juara.
Kini pertemuan kedua kubu pada semifinal Lga Champions musim ini pun tak kalah panasnya. Jelang leg pertama di Allianz Arena pada Selasa, 17 April 2012 nanti, legenda Muenchen, Backenbauer, berucap Madrid bukan tim yang spesial. “Saya telah menonton pertandingan Real Madrid di Liga Champions dan mereka biasa-biasa saja,” ujarnya kepada Sky Sports.
GUARDIAN | GOAL | IRVAN SAPUTRA