TEMPO.CO , Lampung: Atlet angkat besi asal Lampung, Triyatno, mengukir sederet prestasi sebelum peraih medali perak Olimpiade London 2012. Bonus yang didapatkan dari prestasi itu digunakan untuk mengubah kehidupan keluarganya.
Menurut ibu Triyatno, Sukatinah, kehidupan keluarga mereka yang merupakan petani miskin berubah berkat Triyatno. Bonus yang didapat Triyatno dipakai untuk memperbaiki rumah dan membeli beberapa petak sawah. Kehidupan keluarga petani miskin itu juga kini sudah berubah. “Alhamdulillah semua berkat usaha keras dia,” kata Sukatinah, Rabu, 1 Agustus 2012.
Sebelum merebut perak di Olimpiade London 2012, Triyatno mengantongi perunggu di Olimpiade Beijing 2008. Selain itu, Triyatno juga pernah menjadi juara Asia 2009 dengan merebut tiga medali emas di kelas 62 kilogram, membukukan emas PON 2008 di Kalimantan Timur, menjadi juara keempat Kejuaraan Asian Asian Senior di Jepang 2008.
Anak pasangan Suparno dan Sukatinah yang lahir pada 20 Desember 1987 ini saat masih sekolah di Kota Metro bekerja sebagai penggembala kerbau. Selepas pulang sekolah, dia langsung membawa kerbau ke padang rumput di dekat stadion Kota Metro.
“Sambil menggembala kerbau dia terkadang ikut nimbrung latihan angkat barbel. Pelatih lalu tertarik dengan struktur otot dan mengajaknya berlatih,” kata Suparno.
Sejak lulus Sekolah Menengah Pertama, Triyatno memutuskan hijrah ke Kalimantan Timur karena tergiur janji fasilitas dari pemerintah daerah setempat, “Pertimbangan masa depan yang membuat dia hijrah ke Kalimantan,” kata Suparno.
NUROCHMAN ARRAZIE
Berita lain:
Triyatno Sumbang Medali Perak Olimpiade
Cucu Ratu Elizabeth Sumbang Medali Perak
Phelps Peraih Medali Terbanyak Sepanjang Olimpiade
Pearce: Pemain Muda Patut Tiru Giggs dan Bellamy
Dinilai Tak Sportif, Jauhari/Polii Bakal Disidang