TEMPO.CO, Surabaya- Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), La Nyalla M. Mattalitti, tidak menggubris keberatan Todung Mulya Lubis soal akan digulirkannya kompetisi Liga Super Indonesia oleh PT Liga Indonesia pada November mendatang.
Sebelumnya, Todung yang juga Ketua Komite Bersama PSSI menilai, digulirkannya kompetisi LSI sama dengan menyabotase kerja Komite Bersama yang dibentuk Asian Football Confederation (AFC). Komite Bersama dibentuk di Kuala Lumpur, Malaysia pada 7 Juli 2012 lalu untuk menyelesaikan konflik dualisme PSSI
Menurut La Nyalla, Todung tidak termasuk penandatangan kesepakatan sehingga keberatannya tidak perlu didengarkan. "Apa yang Todung tahu tentang MoU (memorandum of understanding)? Silakan dia ngomong apa saja, saya tidak menggubris" kata La Nyalla saat dihubungi Tempo, Selasa, 28 Agustus 2012.
Bagi La Nyalla, hanya Djohar yang berhak melayangkan protes bila dirasa ada pelanggaran poin-poin kesepakatan. Namun, meskipun Djohar protes, dirinya tetap tidak ambil pusing dengan rencananya menggulirkan kompetisi. Sebab, menurutnya, kinerja Komite Bersama semakin tidak jelas dan berlarut-larut. "Saya bukan kambing congek yang gampang dibodohi begitu saja," ujar dia dengan nada meninggi.
La Nyalla mengaku tak gentar bila AFC akan memanggil dirinya terkait tekadnya untuk memutar Liga Super Indonesia. Ia justru balik menantang agar AFC sesegera mungkin memanggil dirinya. "Saya tidak takut dipanggil AFC kapan saja. Justru di sana nanti akan saya jelaskan kenyataan yang sebenarnya," kata La Nyalla.
La Nyalla juga menambahkan bahwa pembentukan tim nasional versi KPSI akan jalan terus. Ia tidak hirau meski PSSI pimpinan Djohar Arifin juga tengah mempersiapkan tim Merah Putih menyongsong turnamen Piala AFF. "Tidak ada masalah, semua rencana tetap jalan," kata La Nyalla.
KUKUH S WIBOWO