TEMPO.CO, London - Pelatih Ajax, Frank de Boer, memprediksi Bayern Muenchen akan bertransformasi seperti Barcelona. Hal tersebut, menurut De Boer, tak lepas dari kehadiran Josep Guardiola di kursi pelatih Bayern mulai musim depan.
De Boer mengaku terkejut dengan keputusan Guardiola memilih Bayern. Padahal, ada Manchester City dan Chelsea yang ngotot mendapatkan jasa Pep--sapaan Guardiola. De Boer memprediksi keputusan mantan rekannya di Barca itu memilih Bayern tak lepas dari struktur klub Jerman itu.
"Saya sering berbicara dengan mantan pelatih Bayern Louis van Gaal (yang juga mantan pelatih Barca). Dia mengatakan Bayern adalah klub yang sangat profesional, dikelola dengan baik, sama seperti Barcelona. Jadi, mereka akan mengerti apa yang akan Pep lakukan,” kata De Boer seperti dilansir BBC, Kamis, 17 Januari 2013.
Strategi Guardiola sendiri kental dengan aroma total-football khas Belanda. Namun, ia mampu memadukannya dengan permainan yang lebih mematikan, yaitu penguasaan bola yang sangat dominan. Guardiola juga sering mengorbitkan pemain asli didikan klub. Salah satu buktinya adalah memainkan tujuh pemain La Masia sejak awal dalam final Liga Champions 2009.
“Dia mungkin harus beradaptasi, tapi itu tidak akan membuatnya melakukan banyak perubahan,” ujar De Boer. “Saya mengenal dia dengan baik dan dia adalah orang yang pintar sehingga ia akan selalu melihat jenis pemain yang diinginkan. Dia akan mendapatkan konsep terbaik untuk bermain.”
“Saya pikir dia akan melakukan hal yang sama di Bayern. Anda tidak pernah tahu pasti apakah dia akan berhasil, atau memenangkan piala sebanyak yang dia raih dengan Barcelona. Namun, Anda bakal melihat tim Guardiola bermain untuk menjuarai Liga Champions di musim depan,” tutur De Boer.
Nantinya, pencapaian Guardiola bersama Bayern pasti akan dibandingan dengan Barca, terutama dalam hal torehan gelar juara daripada gaya bermain atau pengembangan tim muda. Selama empat musim di Barca, Guardiola mengumpulkan 14 . Mampukah Guardiola mengulangi prestasinya di Bayern? Kita tunggu saja.
BBC | ANTONIUS WISHNU