TEMPO.CO, Manchester - Satu keputusan tak pernah bisa memuaskan semua orang, begitu juga dengan keputusan memberi kartu merah kepada pemain sepak bola. Karena itu, wasit kerap serbasalah. Memberi kartu merah dianggap salah, mendiamkan pelanggaran pun bisa sama salahnya.
Wasit Cuneyt Cakir tahu pasti kondisi ini. Pengadil asal Turki yang memimpin laga Manchester United melawan Real Madrid di laga kedua babak 16 besar Liga Champions ini dihujat habis-habisan setelah memberi kartu merah kepada Luis Nani pada menit ke-56. Nani dianggap melakukan kesalahan fatal karena mengangkat kaki terlalu tinggi sehingga mengenai dada pemain belakang Madrid, Alvaro Arbeloa. Keputusan ini membuat penampilan pasukan Sir Alex Ferguson pincang sehingga mereka dilibas Madrid 1-2.
Hasil ini membuat Red Devils--julukan United--tersingkir dari Liga Champions karena kalah agregat 2-3 dari Madrid. "Keputusan buruk yang sulit dipercaya dari wasit. Keputusan itu mengubah keseluruhan laga," tulis legenda sepak bola asal Belanda, Ruud Gullit.
Bintang AC Milan, Kevin Prince Boateng, tak kalah mengutuk keputusan tersebut. "Bagaimana mungkin Anda memberi kartu merah untuk itu??? Apa dia serius...?? Menyedihkan membunuh laga besar seperti itu," tulis Boateng lewat akun Twitter-nya.
Pelatih United, Sir Alex Ferguson, tak kalah jengkel. Fergie--sapaan Ferguson--tak menghadiri acara jumpa pers seusai pertandingan lantaran kecewa. "Saya pikir pelatih tidak dalam kondisi fit untuk berbicara mengenai keputusan wasit tadi," kata asisten Fergie, Michael Christopher Phelan.
Fergie pantas kecewa. Sebab, bukan kali ini saja United diperlakukan tak adil oleh wasit Cakir. Hampir setiap laga United yang dipimpin Cakir berakhir dengan kekalahan atau imbang. Saat menghadapi Athletic Bilbao pada leg kedua babak 16 besar Liga Europa 2011/2012, United ditekuk 1-2 sehingga kalah agregat gol 3-5 dan gagal ke perempat final.
Sebelumnya, Cakir juga memimpin laga United melawan Benfica pada babak penyisihan Grup C Liga Champions 2011/2012. Saat itu pasukan Sir Alex Ferguson gagal memetik poin sempurna. Mereka ditahan imbang 2-2. Tak heran jika Fergie sempat waswas saat mengetahui Cakir bakal memimpin Laga United versus Madrid.
Sebagai wasit, Cakir memang kelewat tegas. Saking tegasnya hingga ia terkesan suka mengumbar kartu. Pada 2011, saat memimpin laga Liga Eropa antara Manchester City dan Dynamo Kiev, Cakir mengeluarkan delapan kartu kuning dan satu kartu merah.
Itu adalah kartu merah pertamanya untuk klub Liga Inggris, dan korbannya saat itu adalah Mario Balotelli. Kartu merah berikutnya dikeluarkan saat Cakir memimpin laga semifinal Liga Champions 2012 saat Barcelona melawan Chelsea. Kali ini giliran John Terry yang diusir ke luar lapangan.
Predikat sebagai wasit pengumbar kartu semakin melekat ketika Cakir memimpin laga semifinal Piala Eropa 2012 saat Spanyol melawan Portugal. Saat itu ia mengeluarkan sembilan kali kartu kuning.
September 2012, ia kembali bikin ulah saat memimpin laga kualifikasi Piala Dunia 2014 ketika Inggris melawan Ukraina, dengan memberikan kartu merah kepada Stevan Gerrard. Korban berikutnya adalah bek Chelsea, Gary Cahill, yang diusir keluar di laga Piala Dunia Antarklub.
Di Turki, nama Cakir cukup beken. Ia kerap memimpin pertandingan klub-klub besar di sana, seperti Galatasary, Fenerbache, dan Besiktas. Namun yang membuatnya sangat terkenal adalah keputusannya yang kerap kontroversial. Tapi itu juga yang membuatnya terus diserang.
Akun Twitter-nya dipenuhi hujatan dari para penggemar fanatik klub-klub Turki. Alhasil, 28 Februari kemarin, Cakir pun menutup akunnya. "Sekarang saya mundur dari Twitter," tulisnya di akun Twitter. "Saya tidak pantas mendapat hinaan ini."
Serangan ke akun Twitter-nya itu diduga berasal dari para pendukung Bursaspor, klub asal Turki, yang pemainnya ia usir saat melawan Gaziantepspor 22 Februari lalu.
SKY SPORTS | REUTERS | GOAL | DWI RIYANTO AGUSTIAR