TEMPO.CO, Surabaya - Kepolisian Daerah Jawa Timur membekukan izin semua pertandingan sepak bola di Jawa Timur. Pembekuan ini dilakukan menyusul terjadinya bentrokan antarsuporter usai pertandingan Persegres versus Arema, Kamis lalu. Polisi akan mengeluarkan izin setelah seluruh elemen suporter bersepakat untuk tidak akan berbuat rusuh.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Hilman Thayib, mengatakan polisi berencana mengumpulkan pimpinan seluruh elemen suporter sepak bola di Jawa Timur. "Tidak akan ada pertandingan sampai mereka sepakat tidak bikin keributan," ujarnya, Sabtu, 9 Maret 2013.
Usai partai Persegres vs Arema kamis lalu, terjadi kerusuhan di sejumlah lokasi. Tiga suporter tewas dalam kejadian itu. Bentrokan semacam ini sudah berulang kali terjadi di Jawa Timur. Di antaranya pernah terjadi di Bojonegoro dan Lamongan. Korban pun berjatuhan bukan hanya dari suporter, namun juga warga sekitar. Pertemuan antarkelopok suporter juga sudah sering digelar. Tapi kerusuhan tetap saja terjadi.
Hilman mengatakan polisi wajib memberi pengamanan dan perlindungan kepada masyarakat. Para suporter, kata Hilman, tidak bisa dibiarkan memiliki fanatisme sempit terhadap golongannya. Selama ini, yel-yel dalam pertandingan bola justru memprovokasi suporter. Bahkan, kerusuhan antarsuporter sering kali terjadi setelah pertandingan berakhir. "Tidak boleh terus seperti ini," kata Hilman.
AGITA SUKMA LISTYANTI