TEMPO.CO, Jakarta - Pemain depan Manchester United, Robin van Persie, masih sakit hati ihwal tersingkirnya Red Devils dari kompetisi Liga Champions oleh Real Madrid. Van Persie masih kesal atas kartu merah yang diterima Nani, dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Old Trafford pada 5 Maret 2013.
MU sempat ungggul 1-0 sebelum wasit Cuneyt Cakir memberi kartu merah kepada Nani. Bermain dengan 10 orang, MU tak mampu menahan gempuran Madrid sehingga kebobolan dua kali. MU pun harus tersingkir dengan kekalahan secara agregat 3-2. Mimpi MU merebut trofi big ear akhirnya pupus.
"Kartu merah itu sangat tidak bisa dibenarkan," kata Van Persie kepada AD.nl. "Itu bahkan bukan kartu kuning atau tendangan bebas. Nani tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hampir tak menyentuh Alvaro Arbeloa."
"Dalam rentang waktu satu jam, semuanya tampak berjalan lancar. Taktik kami tampaknya banar. Kami benar-benar yakin bisa mencetak gol kedua, dan membuat Madrid kesulitan. Namun wasit mengeluarkan kartu merah," ujar mantan pemain Arsenal ini.
Van Persie tentu tidak bisa berbuat banyak soal kartu merah tersebut. Meski MU sempat menekan Madrid pada menit akhir laga, mereka tak bisa mengejar ketertinggalan dua gol untuk lolos. Van Persie bahkan mengkritik UEFA soal pembelaan keputusan Cakir.
"Lebih buruk lagi, UEFA tetap mendukung dia (wasit). Sikap itu seperti pengecut, karena saya sangat tidak mengerti," tutur Van Persie. "Mengapa mereka tidak berkata jujur bahwa dia (wasit) tidak melihatnya (insiden Nani)."
"Orang-orang dari Madrid kemudian mengatakan bahwa itu bukan kartu merah. Itu terlalu buruk, karena pertandingan yang lebih besar dari Manchester United melawan Real Madrid tidak akan muncul," kata pemain asal Belanda ini.
SKY SPORTS | ANTONIUS WISHNU