TEMPO.CO, Surabaya - Tiga pengurus teras Persebaya Surabaya 1927, yakni Komisaris Utama PT Persebaya Indonesia Saleh Ismail Mukadar, Ketua Umum Persebaya 1927 Cholid Goromah, serta Chief Executive Officer Persebaya 1927 Gede Widiade batal membahas nasib klub kebanggaan warga Surabaya itu hari ini, Senin, 1 April 2013.
Sedianya, mereka akan duduk semeja di Jakarta untuk membahas kelanjutan Persebaya 1927 setelah Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Namun, karena kesibukan masing-masing, pertemuan tersebut urung digelar.
Gede mendadak dijadwalkan bertemu Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, sedangkan Cholid ada urusan di Surabaya. Di lain pihak, Saleh sibuk dengan kegiatannya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur. "Mestinya memang bertemu hari ini. Tapi berhubung masih pada sibuk, nanti kami jadwalkan ulang pertemuannya," kata Saleh.
Menurut Saleh, nasib Persebaya 1927 terkatung-katung setelah Kongres Luar Biasa PSSI. Sebab, PSSI lebih mengakui Persebaya Divisi Utama dalam konsep penyatuan kompetisi liga tahun depan. Padahal, kata Saleh, selama ini Persebaya 1927 ikut kompetisi resmi Liga Primer Indonesia dan lebih mendapat legitimasi dari sebagian besar suporter serta klub-klub anggota internal.
Juru bicara Persebaya 1927 Ram Surahman mengatakan, agenda pertemuan ketiga tokoh itu khusus membahas nasib Persebaya ke depan. Sejauh ini telah ada upaya mempertanyakan hasil kongres.
Misalnya, Saleh menggugat Persebaya Divisi Utama ke Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia. Adapun Gede telah mengirim surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo untuk meminta penjelasan status Persebaya 1927.
Menurut Ram, hasil pertemuan tersebut nantinya akan disampaikan oleh Gede kepada para pemain sebelum 5 April 2013. "Para pemain resah dengan keputusan Kongres Luar Biasa karena menyangkut karier mereka di lapangan hijau," kata Ram Surahman.
KUKUH S WIBOWO
Berita Terpopuler:
Kasus Cebongan, Ketika Detektif Dunia Maya Beraksi
Kronologi Idjon Djambi Perlu Dikonfrontasikan
Dua Kejanggalan dalam Kecelakaan Camry Maut
Sketsa Wajah Penyerang LP Cebongan Segera Disebar
Fitra Sebut Petinggi Polri Terima Rp 11,5 Miliar