Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Jupp Heynckes, Rahasia 'Mukjizat' Sang Opa  

image-gnews
Pelatih Bayern Munchen, Jupp Heynckes. REUTERS/Michaela Rehle
Pelatih Bayern Munchen, Jupp Heynckes. REUTERS/Michaela Rehle
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Mayoritas penikmat sepak bola dibuat tak percaya. Di kandang sendiri, Barcelona, tim yang diyakini terhebat pada dekade ini, hancur tak berdaya, Rabu lalu. Bayern Muenchen melumat La Blaugrana—julukan Barcelona—3-0 dalam pertandingan kedua semifinal Liga Champions. Sepekan sebelumnya, FC Hollywood—julukan Muenchen—menggunduli Barcelona 4-0 dalam laga pertama.

Selain memanfaatkan buruknya kesehatan Lionel Messi—bintang Barcelona ini bahkan tak tampil dalam laga kedua—apa resep rahasia Muenchen? “Tak ada yang spesial,” kata pelatih klub dari Bavaria, Jerman selatan, itu, Jupp Heynckes. “Saya mengamati permainan Barcelona, lalu saya mempersiapkan tim, dengan presentasi menggunakan Power Point, dan mereka menjalankan taktik dengan sangat fantastis.”

Tentu saja, sebelum sampai ke “resep tidak spesial itu”, Heynckes telah meletakkan fondasi yang kuat kepada para pemainnya: latihan keras di lapangan dan membangun kebersamaan di luar lapangan. Pria kelahiran Mönchengladbach, Jerman bagian barat, inilah sebenarnya “resep rahasia” itu.

“Jupp seperti figur seorang ayah,” ujar bek berdarah Jerman-Ghana, Jerome Boateng. “Dia memiliki hati yang luas, tapi dia juga bisa tiba-tiba ‘menampar’ Anda,” kata penyerang sayap asal Prancis, Franck Ribery. Menurut playmaker Toni Kroos, Heynckes tipe orang yang tak akan mengulang kesalahan dua kali. Sedangkan asisten pelatih Hermann Gerland menyebutkan, “Jupp seperti santo yang bisa membuat mukjizat-mukjizat.”

Penghancuran atas Barcelona barangkali salah satu “mukjizat” itu. Keajaiban yang lain adalah meraih gelar Bundesliga dengan banyak rekor: memastikan trofi di tangan saat akhir kompetisi kurang enam pekan, mengoleksi poin tertinggi sepanjang sejarah, kebobolan terminim, dan meraih kemenangan berturut-turut terpanjang. Dua musim berturut-turut sebelumnya, trofi itu dikangkangi Borussia Dortmund.

“Kesantoan” Heynckes niscaya sempurna andai Muenchen memenangi duel melawan Dortmund dalam final Liga Champions, 25 Mei mendatang, serta menundukkan VfB Stuttgart dalam final Piala Jerman, sepekan berikutnya. Itu bakal menjadikan mereka sebagai tim Jerman pertama yang menggondol treble (tiga gelar juara dalam semusim).

*****

Nama lengkapnya Josef Heynckes. Lahir di Mönchengladbach, 9 Mei 1945. Hebat sebagai pelatih, cemerlang saat masih menjadi pemain. Debutnya di lapangan hijau, sebagai striker, terjadi pada musim pertama Liga Jerman berformat Bundesliga, 1963/1964. Dia gantung sepatu 15 tahun kemudian, juga dalam status sebagai pemain Mönchengladbach.

Sebagai penyerang, pria bertinggi badan 180 sentimeter ini mengoleksi 243 gol dari 395 laga, 220 gol di antaranya dia cetak di Bundesliga. Sampai saat ini, catatan golnya di Liga Jerman hanya dilampaui Gerd Muller dan Klaus Fischer. Heynckes juga memperkuat skuad Die Panser yang memenangi Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974.

Mengawali karier kepelatihan di klub kota kelahirannya, Mönchengladbach, suami Iris ini sekadar dikenal sebagai “juara tanpa mahkota”. Pasalnya, dia dapat membuat timnya bermain mengesankan tapi tanpa pernah sekali pun meraih gelar juara. Kejayaannya justru dia raih setelah pindah ke Muenchen, dengan menggondol gelar juara Liga Jerman 1988/1989 dan 1989/1990.

Setelah itu, dia berkelana berpindah-pindah di antara dua liga, Jerman dan Spanyol. Prestasi puncaknya adalah memberikan trofi Liga Champions bagi Real Madrid untuk pertama kali dalam 32 tahun, 1997/1998.

Presiden Madrid Lorenzo Sanz menyingkirkan Heynckes karena dia terlalu ketat memperlakukan para pemain bintangnya, terutama dalam soal pesta-pesta. Dia juga pernah dipecat dari Schalke karena metode kepelatihannya dianggap ketinggalan zaman.
Namun tak ada hal yang lebih menyakitkan hatinya selain perlakuan buruk suporter Mönchengladbach—klub masa kecilnya—yang mengiriminya surat kaleng berisi ancaman pembunuhan. Ini akibat dari performa buruk tim di bawah asuhannya yang hampir terdegradasi pada musim 2006/2007.

Heynckes menyatakan mundur pada Januari 2007. Praktis, setelah itu hidupnya jauh dari ingar-bingar lapangan hijau. Dia menyepi ke kastilnya di Schwalmtal, Jerman utara, yang dia beri nama Casa de los gatos (artinya “rumah kucing” dalam bahasa Spanyol). “Saya menghabiskan waktu dengan Iris (istrinya) dan banyak berjalan-jalan dengan Cando (anjingnya).”

Dua tahun jauh dari sepak bola, Heynckes menerima tawaran dari sahabatnya yang juga Presiden Muenchen, Uli Hoeness, untuk menyelamatkan klub itu setelah pendepakan pelatih nyentrik, Juergen Klinsmann. Statusnya pelatih sementara, hanya untuk lima laga terakhir musim 2008/2009.

Setelah menukangi Bayer Leverkusen, dia kembali ke Muenchen, kali ini dengan status sebagai pelatih tetap, mulai awal musim 2011/2012. Gagal pada musim pertama, ia meraup kesuksesan besar musim ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

***

“Aku ingin melangkah ke babak baru dalam kehidupanku.” Itu ucapannya yang didengar banyak orang pada pertengahan tahun lalu. Heynckes mengisyaratkan pensiun pada akhir musim ini. Keputusan itu kontan membuat pengurus bertindak cepat mencari penggantinya. Pelatih fenomenal asal Barcelona, Pep Guardiola, berhasil mereka rekrut.
Di tengah jalan, kata hati Heynckes berubah. “Aku berpikir tentang Konrad Adenauer (mantan Kanselir Jerman) yang masih berangkat ke kantor pada usia 71 tahun. Paus yang sekarang pun berusia 78 tahun,” katanya, dua bulan lalu. “Jadi, aku rasa aku masih bisa melakukan banyak hal pada usia 68 tahun.”

Kamis nanti, usianya tepat 68 tahun. Maka Si Opa menjadi pelatih tertua yang mengangkat trofi Bundesliga sepanjang sejarah. Bila nanti memenangi Liga Champions, dia menjadi pelatih tertua kedua setelah Raymond Goethals yang memenanginya bersama Olympique Marseille pada musim 1992/1993 menjelang usia 72 tahun.
“Mukjizat” lain bisa saja dilakukan Jupp Heynckes, bersama klub baru pada musim-musim depan.

BERBAGAI SUMBER | ANDY MARHAENDRA

JOSEF “JUPP” HEYNCKES
Kelahiran: Moenchegladbach, 9 Mei 1945
Tinggi badan: 180 sentimeter
Posisi bermain: striker
Karier pemain
1963-1967: Borussia Mönchengladbach
1967-1970: Hannover
1970-1978: Borussia Mönchengladbach
1967-1976: tim nasional Jerman

Karier pelatih
1979-1987: Borussia Mönchengladbach
1987-1991: Bayern Muenchen
1992-1994: Athletic Bilbao
1994-1995: Eintracht Frankfurt
1995-1997: Tenerife
1997-1998: Real Madrid
1999-2000: Benfica
2001-2003: Athletic Bilbao
2003-2004: Schalke 04
2006-2007: Borussia Mönchengladbach
2009: Bayern Muenchen
2009-2011: Bayer Leverkusen
2011-2013: Bayern Muenchen

Trofi pemain
BORUSSIA MÖNCHENGLADBACH
Juara Bundesliga: 1970/71, 1974/1975, 1975/1976, 1976/1977
Juara Piala Jerman: 1972/1973
Juara Piala UEFA: 1974/1975

TIM NASIONAL JERMAN
Juara Piala Eropa 1972
Juara Piala Dunia 1974

Trofi Pelatih
BAYERN MUENCHEN
Juara Bundesliga: 1988/1989, 1989/1990, 2012/2013
Juara Piala Super Jerman: 1987, 1990, 2012

REAL MADRID
Juara Liga Champions 1997/98
Juara Piala Super Eropa 1997

SCHALKE
Juara Piala Intertoto: 2003, 2004

Topik terhangat:
Susno Duadji
| Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional


Baca juga:
Illgner Menyarankan Barcelona Boyong Courtois

Marchisio Setia Bersama Juventus

Guardiola: Messi Pemain Bertahan yang Bagus

Tiket Dialihkan ke Sponsor, Suporter Chelsea Geram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Liga Champions: PSG Bertemu Barcelona, Apakah Luis Enrique Berhasrat Melatih Kembali Blaugrana?

5 hari lalu

Pelatih Paris St Germain Luis Enrique. REUTERS/Stephanie Lecocq
Liga Champions: PSG Bertemu Barcelona, Apakah Luis Enrique Berhasrat Melatih Kembali Blaugrana?

Luis Enrique yang kini menangani Paris Saint-Germain (PSG) ditanya soal kemungkinan untuk kembali melatih Barcelona.


Setengah Klub di Perempat Final Liga Champions 2024 Punya Pelatih dengan DNA Barcelona

7 hari lalu

Ekspresi pelatih Barcelona Xavi berada di atas bus terbuka saat parade keberhasilan menjuarai Liga Spanyol di Barcelona, 15 Mei 2023. REUTERS/Nacho DoceLaLiga REUTERS/Nacho Doce
Setengah Klub di Perempat Final Liga Champions 2024 Punya Pelatih dengan DNA Barcelona

Perempat Final Liga Champions 2024 menjadi panggung bagi delapan pelatih berbakat, setengah dari mereka memiliki ikatan kuat dengan Barcelona.


Mengenal Rafael Benitez, Tak Sampai Semusim Melatih Celta Vigo

8 hari lalu

Rafael Benitez. REUTERS/Andrew Yates
Mengenal Rafael Benitez, Tak Sampai Semusim Melatih Celta Vigo

Celta Vigo telah memecat pelatih Rafael Benitez, meskipun ia baru bergabung dengan klub Spanyol tersebut kurang dari satu musim


Bos Real Madrid Carlo Ancelotti Masih Harus Bersabar, Kiper Andalannya Thibaut Courtois Belum Bisa Kembali

9 hari lalu

Kiper Real Madrid, Thibaut Courtois. REUTERS
Bos Real Madrid Carlo Ancelotti Masih Harus Bersabar, Kiper Andalannya Thibaut Courtois Belum Bisa Kembali

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, sebelumnya telah merancang kembalinya Thibaut Courtois untuk bisa main di perempat final Liga Champions.


Perjalanan Karier Julian Nagelsmann yang Dirumorkan Ganti Xavi di Barcelona

10 hari lalu

Pelatih Bayern Munich, Julian Nagelsmann merayakan kemenangan timnya setelah menghajar Barcelona dalam kualifikasi Liga Champion grup E di Camp Nou, Barcelona, Spanyol, 14 September 2021. REUTERS/Albert Gea
Perjalanan Karier Julian Nagelsmann yang Dirumorkan Ganti Xavi di Barcelona

Julian Nagelsmann pelatih asal Jerman dilirik Barcelona.


Pelatih Barcelona Xavi Hernandez Sebut PSG Favorit di Perempat Final Liga Champions

11 hari lalu

Xavi Hernandez. REUTERS
Pelatih Barcelona Xavi Hernandez Sebut PSG Favorit di Perempat Final Liga Champions

Pelatih Barcelona Xavi Hernandez mengatakan bahwa PSG merupakan tim favorit untuk lolos dari babak perempat final Liga Champions.


Profil Jawara Perempat Finalis Liga Champions 2024 dari Arsenal sampai PSG

12 hari lalu

Pemandangan umum trofi Liga Champions beserta hasil pengundian perempat final di layar lebar di UEFA Headquarters, Nyon, Swiss, 15 Maret 2024. EUTERS/Denis Balibouse
Profil Jawara Perempat Finalis Liga Champions 2024 dari Arsenal sampai PSG

Liga Champions 2024 telah sampai pada babak perempat final. Berikut 8 profil sekilas tim yang siap berlaga, dari Arsenal, Barcelona sampai PSG..


Rekor Pertemuan Head-to-Head 4 Laga Perempat Final Liga Champions 2023-2024

12 hari lalu

Logo Liga Champions. (uefa)
Rekor Pertemuan Head-to-Head 4 Laga Perempat Final Liga Champions 2023-2024

Undian perempat final Liga Champions sudah dilakukan di markas UEFA, Nyon, Swiss, Jumat, 15 Maret 2024. Empat laga menarik tersaji.


Ancelotti Optimistis Real Madrid Bisa Atasi Manchester City di Perempat Final Liga Champions

12 hari lalu

Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti. REUTERS/Isabel Infantes
Ancelotti Optimistis Real Madrid Bisa Atasi Manchester City di Perempat Final Liga Champions

Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti optimistis timnya mampu mengatasi Manchester City di babak perempat final Liga Champions.


Kata Pep Guardiola, Kehadiran Jude Bellingham Buat Real Madrid Berbeda

13 hari lalu

Champions League - Manchester City Manajer Manchester City Pep Guardiola selama konferensi pers di Etihad Campus, Manchester, pada 5 Maret 2024. REUTERS/Carl Recine.
Kata Pep Guardiola, Kehadiran Jude Bellingham Buat Real Madrid Berbeda

Bagi Manajer Manchester City Pep Guardiola, Real Madrid adalah tim yang berbeda dibandingkan musim lalu. Kedua tim bertemu lagi di Liga Champions.