TEMPO.CO, Jakarta - Berawal dari kumpulan mahasiswa pecinta Liverpool FC yang menuntut ilmu di Bandung, Jawa Barat. Pada 28 Desember 1999, benih Bigreds lahir dari milis-milis sesama pecinta The Reds. Rasanya tidak enak jika berkomunikasi hanya lewat milis. Akhirnya mereka memutuskan untuk saling bertemu.
Dari pertemuan itu, muncul ide untuk membuat basis fan klub Liverpool. Presiden Bigreds Fajar menceritakan pada saat itu, basis fan selain klub domestik masih sangat jarang. Bigreds adalah singkatan dari Bold Indonesian Group of Reds.
Astri Widayanti adalah salah satu dari tiga inisiator lainnya, Hendra Kurniawan dan Heri yang mengusung nama Bigreds. Pada 1 Januari 2000 adalah penetapan dan kesepakatan menggunakan nama Bigreds. Dua minggu berikutnya, pada 14 Januari 2000, dibentuklah susunan kepengurusan member Bigreds kali pertama.
Oscar Adam, Wakil Presiden Bigreds, mengatakan, “Saat itu ada tiga inisiator atau motornya Teh Wida, Mas Hendra dan Mas Heri,” kepada Tempo, Selasa, 7 Mei 2013. Oscar menambahkan pada zaman itu sangat sulit untuk mengumpulkan massa di tengah keterbatasan komunikasi. Berbeda dengan saat ini, dimana media sosial semakin berkembang dan semakin mudah untuk berinteraksi dengan orang lain.
Oleh karena itu, setelah pengurus terbentuk, Bigreds melakukan publikasi melalui radio lokal dan media cetak (tabloid) khusus olahraga. Sampai akhirnya besar dan terus berkembang, diikuti kota-kota lainnya. Akan tetapi, ketiga inisiator ini dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit. Mereka dituntut harus menyelesaikan studi oleh orang tua, selain itu, ada yang memutuskan untuk berkeluarga. Sampai pada satu titik Bigreds kehilangan gema dan vakum untuk sementara waktu.
REZA ADITYA RAMADHAN
Baca Juga:
Bigreds Siap Menyambut Liverpool
Bigreds Sempat Vakum 2 Tahun
Ini Kisah Bigreds Mendapat Branch LFC