TEMPO.CO, Dortmund-Di Borussia Dortmund, Robert Lewandowski diberi julukan “The Body”. Selain itu, mental striker berusia 24 tahun ini pun terbilang kuat. Hal ini terkait pada pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions melawan Real Madrid.
Kala itu, pemain bek Los Blancos, Sergio Ramos mencoba berbagai upaya untuk merobohkan Lewandowski. Dia menarik baju, mendorong, menyikut, dan segala macam tindakan brutal lainnya. Namun, pemain bernomor punggung 9 Dortmund itu tetap tak tersulut emosinya.
Manajer Dortmund, Juergen Klopp, mengatakan bahwa Ramos sebanyak tujuh kali berbuat kasar kepada Lewandowski. Akan tetapi sang Ubermensch dengan santainya tidak menanggapi provokasi Ramos. Mantan pelatih Polandia, Leo Beenhakker pernah mengatakan bahwa Lewandowski memiliki mental yang sempurna.
Atas dasar inilah banyak klub yang bernafsu untuk memboyong pemain asal Polandia itu. Manchester Uniited, Real Madrid, Bayern Muenchen adalah beberapa klub yang dikaitkan kesengsem dengan pemain kelahiran Warsaw itu.
Beberapa hari mendatang, Lewandowski akan bertanding di kompetisi paling bergengsi di Eropa, Liga Champions, melawan Bayern Muenchen, Sabtu 25 Mei 2013 atau Minggu 26 Mei 2013 dini hari. Lewandowski memiliki satu tahun sisa kontrak dengan Dortmund. Banyak spekulasi kepindahannya ke klub lain di musim depan. Namun, fokus Lewandowski kali ini adalah bermain sebaik mungkin agar The Black Yellows berhasil meraih trofi Liga Champions.
Kekuatan mental Lewandowski terbentuk dari beberapa kesulitan yang ia alami. Salah satunya adalah pada waktu dia berusia 16 tahun. Di masa remajanya itu, sosok yang sangat menginspirasinya selama ini, yaitu ayahnya, Krzysztof, meninggal dunia. Dua tahun kemudian, dia diberitahu oleh salah satu klub Polandia, Legia Warsaw bahwa karirnya di sepakbola tidak akan bisa berkembang dan menjadi pemain profesional.
“Ketika ayahku meninggal dunia, itu adalah masa-masa terberat dalam hidupku,” ungkap Lewandowski kepada Sport Bild, dan dikutip Guardian, Jumat 24 Mei 2013.. Tiba-tiba aku adalah menjadi tulang punggung dan harus menjadi dewasa. Memori tentang ayah yang membuatku bangkit, aku melakukan ini untuk beliau. Beliau adalah motivasi yang bisa menjadikanku seperti saat ini.”
Hal yang paling membuat Lewandowski terharu adalah ketika pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions melawan Real Madrid, Kamis, 25 April 2013 lalu. Saat Lewandowski mencetak gol pertama ke gawang Madrid, sejenak dia menatap kelangit untuk mengenang sang Ayah. Berharap sang Ayah tahu dan melihat puncak karirnya pada saat ini.
“Ayahku tidak ada di sana untuk melihat pertandingan profesional pertamaku,” kata Lewandowski. “Ketika aku mencetak gol penting, itu adalah dedikasiku untuk beliau. Pada saat itu aku yakin dia menonton dan tahu, oleh karena itu aku menatap ke langit, membayangkan senyuman bangga ayahku atas anaknya yang kini telah bertanding di kompetisi paling bergengsi di Eropa.”
Lewandowski berasl dari keluarga atlit. Ayahnya adalah seorang atlit Judo yang sudah memenangkan beberapa kejuaraan di Polandia. Ibunya, Iwona, adalah seorang pemain Voli papan atas. Serta adinya juga bermain di tim nasional Voli Polandia U-21.
Setelah kekecewaan karena tidak dianggap sebagai pemain profesional di Legia Warsaw, Lewandowski pindah ke klub divisi tiga Polandia saat itu, Znicz Pruszkow. Selama kurang lebih dua tahun berkarir di Znicz Pruszkow, Lewandowski menjadi top skorer dan dipromosikan pindah ke Lech Poznan dimana dalam 58 pertandingan dia terus mencetak sebanyak 32 gol. Hal inilah yang menyebabkan dia ditaksir Dortmund dengan tawaran senilai 4,75 juta euro atau Rp 70 miliar pada tahun 2010.
REZA ADITYA RAMADHAN
Topik Terhangat
Kisruh Kartu Jakarta Sehat |Menkeu Baru |PKS Vs KPK| Vitalia Sesha| Ahmad Fathanah
Berita Lainnya
Juara Liga Europa Boleh Bermain di Liga Champions
Manchester City Tekuk Chelsea 4-3
Messi Impikan Juara Piala Dunia
Courtois: Berpikir Positif Untuk Chelsea