TEMPO.CO, London - Kerut wajah Jupp Heynckess sama sekali baur saat bergabung ke lantai dansa para pemain Bayern Munchen. Bahkan pelatih yang dua tahun lagi berusia 70 tahun tersebut tak kalah gesit dan gemulai melenggak-lenggok dengan Bastian Schweinsteiger maupun Arjen Robben di Grosvenor House, hotel skuad Munchen di London.
Heynckess yang belum sempat melepas kemeja lengkap berdasi serta pantalonnya tak kuasa menerima ajakan Schweini yang sudah lebih dulu menari-nari di lantai dansa merayakan kemenangan mereka di Liga Champions. Segera setelah perayaan di dalam stadion Wembley, pesta kemudian mengambil tempat di salah satu lokasi yang telah disiapkan di Grosvenor House, seperti dikutip Daily Mail, Minggu, 26 Mei 2013.
Bastian Schweinsteiger, terlihat mengenakan kaos merah tanpa lengan bertuliskan "Football is coming hoam"--seperti semua pemain Munchen--sambil mengikatkan scarf di kepalanya. Bila di lapangan yang jadi kapten Phillip Lahm, tapi di malam pesta kemenangan Bayern Munchen tersebut, Schweini yang jadi kapten.
Arjen Robben yang mengkreasi gol pertama Munchen sebelum membuat gol kemeangan bagi Die Roten juga bergabung bersama rekan-rekannya di lantai dansa Grosvoner House. Mereka bergabung bersama mengajak masing-masing istri atau pasangannya setelah pertandingan.
Ketua Eksekutif Bayern Munchen Karl-Heinz Rummenigge bahkan juga bergabung di lantai dansa. Hanya Presiden Munchen Uli Hoeness yang tampak menjaga wibawa dengan hanya duduk di kursi sambil menikmati skuad menari.
Pesta kemenangan Bayern Munchen tak kalah meriah di jalanan. Ribuan suporter Munchen yang banyak berkerumun di Talfagar Square menyanyikan yel-yel klub dan bersorak sepanjang malam. Kemeriahan meledak setelah Robben menciptakan gol penentu kemenangan Bayern pada menit ke-89 dan lebih meriah lagi ketika wasit Nicola Rizzoli asal Italia meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
Sekitar 50.000 suporter Munchen yang tak sanggup berangkat ke London tak kalah semarak menyambut kemenangan Munchen. Mereka yang menonton pertandingan lewat layar raksasa di Allianz Arena akhirnya bisa merayakan kejayaan di Eropa setelah di dua kesempatan dalam tiga tahun terakhir harus gagal. Puluhan ribu suporter di seputara Allianz Arena tersebut tak henti-hentinya meneriakkan chants tradisional Munchen dan lagu Queen, "We Are The Champions".
Suasan yang lebih muram terjadi sekitar 600 kilometer dari kota Munchen, Dortmund. Bekas kota pertambangan yang kalah gemerlap dengan kota metropolitan Munchen itu, malam itu makin tak gemerlap karena mereka gagal meraih gelar juara Liga Champions 2012/13.
Bahkan suasana tak kalah muram terjadi di Kenningston, markas Borussia Dortmund selama berada di London, Inggris. Seorang suporter Dortmund yang memakai kostum tentara kerajaan Inggris dengan warna dominan Dortmund--kungin dan hitam--hanya bisa memasang paras tegak lurus menyambut para pemainnya yang gagal mengulang kejayaan 1997.
DAILY MAIL | KHAIRUL ANAM
Baca juga:
Neymar Sudah Jadi Milik Barcelona
Bayern Muenchen, Klub Yang Dibenci Orang Jerman
Bayern Munchen Pantas Juara Liga Champions 2012/13
Puluhan Suporter Munchen vs. Dortmund Bentrok
Hummels: Bayern Layak Menang