TEMPO.CO, Surabaya-Direktur Utama PT Persebaya Indonesia Cholid Goromah mengatakan, krisis finansial yang tengah membelit Persebaya Surabaya 1927 sedikit teratasi setelah ada kontrak kerja sama dengan Kompas TV. Televisi nasional itu akan menyiarkan secara langsung delapan partai sisa kompetisi Liga Prima Indonesia yang akan dijalani Persebaya 1927.
Penandatanganan kontrak kerjasama itu telah dilakukan keduabelah pihak di Wisma Eri Irianto pada Sabtu pekan lalu. Sedianya Kompas TV akan menyiarkan langsung laga Persebaya 1927 melawan Persibo Bojonegoro pada Ahad kemarin, 26 Mei 2013.
Tapi karena waktunya mepet, akhirnya televisi milik Grup Kompas itu baru akan memulai siaran live pada pertengahan Juni atau saat Persebaya 1927 menjamu PSM Makassar. "Dana segar dari kontrak hak siar itu akan kami kembalikan buat para pemain, sehingga untuk gaji Juni dan Juli Insyaallah lancar," kata Cholid, Senin, 27 Mei 2013.
Cholid mengakui saat ini manajemen masih berutang separo gaji para pemain pada April lalu. Rencananya, kata Cholid, tunggakan itu akan dibereskan pada bulan ini. "Termasuk kontrak pemain yang masih menggantung akan kami selesaikan semua," ujar dia.
Pelatih Persebaya 1927 Ibnu Grahan merasa lega bila manajemen telah menjamin kelancaran gaji pemain. Tersendatnya gaji, kata Ibnu, membuat pemain resah dan memilih mogok berlatih selama tiga hari. "Kalau sudah ada jaminan dari manajemen, pemain akan latihan lagi mulai Selasa besok. Hari ini kami masih libur," kata dia.
Komisaris Utama PT Persebaya Indonesia Saleh Ismail Mukadar mengatakan, solusi dalam jangka pendek itu lumayan dapat menyambung napas Persebaya. Namun dalam jangka panjang, kata dia, Persebaya 1927 akan tetap berdarah-darah bila penonton yang datang ke stadion tidak tertib membeli tiket.
"Kami ini dapat uang, salah satunya dari menggelar pertandingan. Kalau banyak tiket yang bocor situasinya akan begini terus," kata dia.
KUKUH S WIBOWO
Terhangat:
Darin Mumtazah & Luthfi |Kisruh Kartu Jakarta Sehat |Menkeu Baru PKS Vs KPK |Vitalia Sesha
Berita lainnya:
SBY: Negara Menjamin Kebebasan Beribadah
Demokrat dan PKS Bikin Publik Tak Puas Reformasi
Daftar 'Perang' Antar Kubu di PKS
Samad: Keterangan Sri Mulyani Bisa Bongkar Century