TEMPO.CO, Jakarta - Chief Executive Officer PT Liga Indonesia, Joko Driyono, menyatakan siap memediasi persoalan gaji pemain PSMS Medan yang selama 10 bulan belum dibayar. Posisi PT Liga, kata Joko, sebatas menjembatani pemain dengan klub.
Di sisi lain Joko menyatakan, masalah gaji merupakan hal yang biasa terjadi dan itu merupakan urusan antarpemain dengan manajemen klub. "Tapi saya apresiasi sikap pemain (PSMS) yang mau mengadu ke berbagai pihak," kata Joko di kantor PSSI, Jakarta, Kamis 20 Juni 2013.
Menurut dia, masalah tunggakan gaji pemain belum sampai kepada sengketa. "Hanya soal hak dan kewajiban saja," ucap dia.
Kendati demikian, sejauh ini PT Liga Indonesia sudah mengetahui soal tunggakan gaji pemain dan berencana akan menemui manajemen klub. Joko menilai, pemilik klub terkesan tidak merespons tuntutan para pemain PSMS yang belum dibayar gajinya.
PT Liga berharap manajemen klub PSMS Medan bisa memberikan proposal penyelesaian terkait dengan tunggakan gaji. "Tunggu saja prosesnya nanti seperti apa," kata Joko.
Sebelumnya, sebanyak sebelas pemain PSMS Medan mendatangi kantor PSSI. Mereka menuntut gaji para pemain yang belum dibayar selama sepuluh bulan. Berkali-kali mereka menuntut ke klub namun tak ada respon. "Kami hanya diberi gaji sebulan. Itu pun hanya setengah," kata Ardana Siregar kiper PSMS.
Kedatangan mereka ke PSSI merupakan bentuk keseriusan para pemain agar hak mereka segera dibayarkan. Para pemain juga mengaku sudah mengadu ke Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Asosiasi Pemain Indonesia. Namun hingga kini tak ada respons dari pihak manapun.
Ardana mengatakan tiap pemain memiliki gaji yang berbeda dalam setiap kontrak. Ia sendiri total gaji yang belum dibayarkan selama sepuluh bulan berjumlah Rp110 juta. Ia mengatakan akan tetap bertahan di Jakarta dan menuntut gaji hingga ada kesepakatan dengan klub.
ADITYA BUDIMAN