TEMPO.CO, Miami - Sebelum final NBA dalam 30 tahun karirnya sebagai komisaris, David Stern menyatakan bahwa pertarungan antara Miami Heat vs San Antonio Spurs menjadi bentrokan paling ditunggu-tunggu.
Stern mungkin melebih-lebihkan, tetapi pertarungan antara Heat dan Spurs memang menarik. Karena itu adalah Game 7 ke 18 di final NBA sepanjang sejarah yang berakhir dengan kemenangan Heat 95-88.
"Ada dua kata terbaik dalam olahraga: Game 7," kata Pelatih Heat Erik Spoelstra kepada New York Times, Kamis, 20 Juni 2013. "Tidak ada yang lebih besar dari Game 7."
Di Game 6 Selasa, 18 Juni 2013 kemarin, Heat memaksakan diadakannya Game 7 setelah Le Bron James dan kawan-kawan menang 103-100 atas San Antonio Spurs. Heat akan menjadi tuan rumah saat Game 7 berlangsung, Kamis, 20 Juni 2013 waktu Miami.
Sejarah menunjukkan bahwa Heat, akan memiliki keunggulan signifikan. Heat punya rekor kemenangan 14-3 dalam 17 laga kandang musim ini, termasuk lima kali kemenangan dalam lima pertandingan terakhir.
Whasington Bullets, adalah tim tamu terakhir yang mampu menang di Game 7. Saat itu pada 1978 ketika mereka bertandang ke Seattle SuperSonics, dan menang 105-99.
Sepanjang sejarah NBA, hanya ada satu tim yang mampu juara setelah kalah di Game 6. Dia adalah Boston Celtics, ketika pada Game 6 di final edisi 1974 kalah dari Milwaukee Bucks, tapi di Game 7 menang untuk menjadi juara dengan skor 102-87.
Point guard San Antonio Spurs Tony Parker meminta rekan-rekannya untuk tidak patah semangat meski kalah di Game 6 dan harus melanjutkan sampai Game 7. Pada final 2005, Parker membantu Spurs pulih dari Game 6 untuk mengalahkan Detroit Pistons di Game 7.
"Kita harus menyadari bahwa kita memiliki kesempatan besar," kata Parker.
NEW YORK TIMES | KHAIRUL ANAM
Baca juga:
Tim Eropa Mulai Rewel dengan Iklim di Brasil
De Gea Bujuk Thiago Alcantara ke MU
United Segera Alihkan Pandang ke Alcantara