TEMPO.CO, Liverpool - Rencana renovasi kawasan Stadion Anfield oleh Liverpool dan Dewan Kota terbentur pembebasan lahan. Graham Jones, pemilik dua rumah yang berada di Jalan Rockfield--tepat di belakang tribun Main Stand Stadion Anfield--ogah menjual tanahnya tanpa kompensasi yang signifikan sesuai harga pasar daerah tersebut.
Jones, bersama dengan mitra bisnisnya yang memiliki rumah Nomor 63 dan 65 di Jalan Rockfield itu, menuduh Liverpool telah sengaja mempermainkan harga tanah di kawasan itu dengan membeli rumah-rumah di sekitarnya kemudian membiarkannya kosong. Akibatnya, sejak pertengahan 1990-an sampai sekarang, harga tanah di sana anjlok drastis.
Paul Mahoney, salah satu pemilik 5 rumah di kawasan Anfield--tepatnya di Jalan Lothair--juga menuduh bahwa Dewan Kota Liverpool telah "bertindak sebagai boneka klub" dengan memaksa orang untuk menjual rumahnya agar Liverpool dapat memperluas Stadion Anfield dan membuat lebih banyak keuntungan. Namun tidak seperti Jones, Mahoney cenderung menyetujui untuk melepas kepemilikan rumahnya.
Jones, mengaku ia dan rekannya telah rugi 500.000 poundsterling (Rp 7,6 miliar) dari sewa rumah karena daerah itu mulai ditinggal penghuninya sejak mayoritas rumah dibeli Liverpool. Kini kawasan tersebut dibiarkan jatuh dalam kekumuhan.
"Anfield merupakan daerah yang rata-rata dihuni kelas pekerja sampai Liverpool mulai membeli rumah dan membiarkannya kosong karena mereka ingin jalan-jalan dirobohkan," kata Jones kepada Guardian, Senin, 24 Juni 2013. "Itu kelalaian desain kawasan, dan Dewan mengijinkannya. Kami telah mengatakan kami tidak tertarik dengan tawaran mereka dan kami ingin menyelesaikannya di pengadilan."
Ketua Dewan Kota Liverpool Joe Anderson mengatakan dirinya tidak akan tunduk dengan segelintir tuan tanah pribadi. Mereka yang menentang Dewan Kota, menurut Anderson, hanya tuan-tuan yang tidak tinggal di Anfield dan mengeruk keuntungan dari kepemilikan lahan.
"Kami tidak akan membiarkan segelintir tuan tanah pribadi menghalangi rencana yang akan akan menguntungkan semua orang," tegas Anderson.
Asisten Direktur Regenerasi Anfield Mark Kitts menjelaskan bisa menggunakan "pendekatan hunian terakhir" jika diperlukan untuk memaksa Jones dan para tuan tanah lainnya menjual lahan mereka. "Kami yakin CPO akan berhasil, atas dasar bahwa kami memiliki rencana yang baik, dengan manfaat ekonomi yang lebih luas, orang-orang yang bertahan justru akan membuat frustasi," kata Kitts.
Hukum Perintah Wajib Beli (CPO) di Inggris dan Irlandia memungkinkan badan-badan tertentu--seperti Dewan Kota di Inggris--bisa membeli tanah atau properti tanpa persetujuan pemilik. CPO berlaku jika pembangunan ditujukan untuk perbaikan publik, seperti pembangunan jalan raya atau pengembangan pusat kota, bahkan taman kota dan pusat perbelanjaan yang akan dibangun sebagai bagian regenerasi kawasan Stadion Anfield, Liverpool.
GUARDIAN | KHAIRUL ANAM
Baca juga:
Pep Janjikan 'La Masia' Baru di Munchen
Diancam Kepalanya Akan Dirobek, Cavani Marah
FIFA Tegaskan Piala Dunia 2014 Tetap di Brasil
Isco Isyaratkan Pilih Madrid Ketimbang City