TEMPO.CO, Jakarta - Nasib putaran kedua kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) akhirnya menemui titik terang. Dalam pertemuan segitiga Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), dan klub peserta LPI di Hotel Sultan,Jakarta, Rabu sore,2 Oktober 2013, akhirnya ditetapkan dua opsi penyelesaian kompetisi.
Pertama, kompetisi Liga Prima dianggap selesai dan penentuan empat tim yang masuk dalam liga gabungan (untuk musim kompetisi berikutnya) dipilih berdasarkan penghitungan lisensi profesional. Adapun yang kedua, empat klub yang lolos ditentukan lewat mekanisme play-off, minus Semen Padang.
"Semen Padang mendapat wild-card (langsung masuk tanpa melalui Play-off), sedangkan sepuluh klub lain kembali bertanding dalam dua grup yang diisi masing-masing lima tim," kata Sekretaris Jenderal PSSI Joko Driyono.
"Lalu, akan diambil tiga klub teratas masing-masing grup dan digabung dengan Semen Padang, untuk kemudian dipilih empat tim yang paling bagus lisensi profesionalnya. Itulah yang akan menjadi wakil LPI (padda kompetisi liga gabungan musim kompetisi mendatang)."
Terkait pemberian jalur khusus tersebut, Joko menghitung berdasarkan aspek teknis. Pasalnya, Semen Padang saat ini merupakan pemuncak klasemen. "Selain itu, jika tiap grup diisi lima klub akan menjadi lebih adil dan mudah pengelolaannya," ujar Joko.
Dalam pertemuan ini, PSSI tidak memanggil dua klub peserta Liga Prima, yaitu Persebaya 1927 dan Arema Malang, karena keduanya dinilai bukan anggota resmi PSSI. Walhasil, hanya sebelas klub Liga Prima yang menghadiri pertemuan tersebut, ditambah 13 klub asal Divisi Utama.
"Adapun, keputusan pemilihan format final penyelesaian LPI itu akan diputus rapat komite eksekutif malam nanti. Besok sudah akan ada keputusan soal opsi apa yang dipilih untuk penyelesaian LPI,' ujar Joko.
"Termasuk soal lokasi dan waktu pelaksanaannya. Tapi yang pasti, babak play-off akan langsung berada di bawah kontrol PSSI, tidak lagi di bawah LPIS," Joko menambahkan.
Menanggapi pencabutan mandat tersebut, Ketua LPIS, Widjajanto enggan berkomentar lebih lanjut. "Yang jelas, unifikasi harus dihormati karena sudah diputus dalam kongres," kata Widjajanto diplomatis.
"Yang jelas, saya bersyukur karena PSSI tetap menghitung pertimbangan keolahragaan, dengan mengapungkan opsi play-off. Apapun keputusan komite eksekutif nanti akan kami hargai. Karena kami mengakui satu PSSI."
Opsi yang ditawarkan PSSI itu pun disambut positif klub Liga Prima lain. Persiraja Banda Aceh menilai Semen Padang memang layak diberikan wild-card lantaran punya kualitas paling bagus di antara klub Liga Prima lain.
"Mereka punya kualitas di atas klub Liga Prima lain. Kami juga beruntung kalau mereka tidak bermain di play-off. Kalau mereka main, justru bisa mengurangi kesempatan kami lolos," ujar Sekretaris Umum Persiraja, Said Mursal.
Sedangkan, Direktur Utama Semen Padang Erizal Anwar mengaku puas dengan opsi yang ditawarkan PSSI. "Entah apa pertimbagan mereka memberi kami wild-card, saya tidak tahu persis. Tapi saya rasa kami layak (diberi wild-card), karena kami sudah berlaga di ranah Asia untuk membela Indonesia," kata Erizal.
"Secara umum, kami siap apapun keputusan komisi eksekutif nanti, apakah benar-benar memutuskan play-off atau langsung verifikasi."
ARIE FIRDAUS