TEMPO.CO, Manchester - Kesuksesan Robin van Persie mengantar Manchester United (MU) lolos ke babak perempat final Liga Champions di Old Trafford, Manchester, Kamis dinihari, 20 Maret 2014, menegaskan kepiawaiannya sebagai seorang penyerang. Untuk bermain sebagai ujung tombak, yang setiap saat harus siap menembak ke gawang atau menerobos ke kotak penalti lawan, butuh kecakapan dalam menentukan saat yang tepat buat beraksi. Kecakapan mesti terus diasah sehingga menjadi naluri seorang striker.
Van Persie membuktikan kelebihan nalurinya itu. Ia bangkit dan menjadi pahlawan pada saat yang tepat, yaitu ketika orang-orang mulai meremehkan kebintangannya di MU dan tim nasional Belanda. Sebelum kemenangan MU 3-0 atas Olympiakos, klub asal Yunani, dalam pertandingan pada babak 16 besar Liga Champions dinihari tadi, orang-orang mulai berspekulasi negatif terhadap Van Persie. Di sebuah tulisan opini di salah satu media di Inggris, bahkan ada pernyataan bahwa sebentar lagi manajer MU, David Moyes, akan menjual Van Persie ke klub lain setelah striker Belanda ini tak lagi produktif di Old Trafford.
Pada usianya yang ke-30, Van Persie diprediksi sudah mencapai puncak kariernya dan mulai menurun. Ketika dia ditarik keluar dari lapangan oleh Moyes pada menit ke-50 saat MU mengalahkan West Bromwich Albion 3-0 pada 8 Maret 2014, prediksi tersebut mendapat dukungan. Kemampuan Van Persie dinilai sudah habis. Apalagi pada 16 Maret lalu Van Persie benar-benar tumpul. Bermain sepanjang 90 menit, mantan kapten Arsenal dan pemain terbaik Liga Inggris ini gagal membobol gawang Liverpool di Old Trafford sehingga tuan rumah kalah telak 0-3.
MU dan Van Persie berada dalam bahaya. Klub raksasa Inggris ini dibayangi-bayangi kegagalan mempertahankan gelar juara Liga Primer, menembus zona Liga Champions dengan finis di posisiempat besar, dan lolos ke Liga Champions karena sebelumnya kalah 0-2 oleh Olympiakos. Performa Van Persie diramal sudah tak mungkin naik lagi di klub dan tak bisa mengulangi suksesnya ikut membawa Belanda maju ke final Piala Dunia empat tahun lalu di Afrika Selatan.
Tapi, saat terpojok, Van Persie menunjukkan kematangannya sebagai seorang striker dengan memborong tiga gol dalam satu pertandingan dinihari tadi alias mencetak hat-trick. Penyerang kidal ini bukan saja menyelamatkan MU dan menolong Moyes yang terus mendapat tekanan agar dipecat oleh MU, tapi juga meyakinkan pelatih Belanda, Louis van Gaal, yang selama ini masih percaya pada keandalan pemain asal Rotterdam, Belanda, yang berdarah Indonesia ini.
Hanya Van Gaal yang tenang-tenang saja ketika performa Van Persie tengah menurun di MU musim ini. Dia bahkan senang karena pemainnya ini jadi bisa lebih segar saat tampil dalam Piala Dunia 2014 di Brasil, mulai 12 Juni nanti. "Dengan demikian, ia (Van Persie) bisa lebih termotivasi untuk membuktikan kehebatannya saat di Brasil nanti," kata Van Gaal bulan lalu.
YAHOO SPORTS | ESPN SOCCERNET | UEFA.COM | PRASETYO
Berita Terpopuler
Ketua KPK: Hedonis, Nurhadi Dekat dengan Korupsi
Indonesia Tidak Akui Referendum Crimea
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!