TEMPO.CO, Balikpapan - Pelatih tim nasional sepak bola Indonesia di bawah usia 19 tahun (timnas U-19), Indra Sjafri, kecewa terhadap jalannya laga persahabatan dalam lawatan bertajuk Tur Nusantara di Kalimantan. Hasratnya untuk mendapatkan bibit pemain timnas tak terpenuhi lantaran tim-tim yang dihadapi berusaha mengalahkan Garuda Muda dengan bermain kasar. "Sekarang ada kecenderungan hanya ingin menang dari timnas U-19," kata Indra di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis, 20 Maret 2014.
Saat timnas U-19 melawan Mitra Kutai Kartanegara (Mitra Kukar) U-21, misalnya, wasit yang memimpin pertandingan sampai mengeluarkan lima kartu kuning. Tiga kartu kuning di antaranya diberikan kepada pemain Mitra Kukar. "Mitra Kukar menjadi klub yang bermain paling keras dalam Tur Nusantara," kata Indra. Selain menghadapi Mitra Kukar U-21, timnas juga melawan Persisam Putra Samarinda dan Persiba. Sebelumnya, timnas mengawali Tur Nusantara dengan menjajal kekuatan sejumlah tim asal Pulau Jawa.
Indra mengatakan timnya terpaksa melawan klub yang diperkuat pemain berusia di atas usia punggawa Garuda Muda. Sejumlah klub malah menurunkan skuad utama yang berlaga di Divisi Utama Indonesia. Indra mengatakan rata-rata lawan mereka memperagakan permainan menekan sedini mungkin atau pressing yang ketat dan tak jarang menjurus ke permainan kasar.
Ketua Persiba, Sjahril H.M. Thaher, mengatakan mereka terpaksa menurunkan tim U-21 karena itulah tim termuda yang mereka punya. "Kebanyakan klub kan cuma punya U-21, dengan hitungan bisa sebagai pelapis tim seniornya, begitu," kata Sjahril. Dia mengatakan kebanyakan klub di Indonesia memulai pembinaan profesional pada tahap U-21.
Timnas U-19 menjalani Tur Nusantara guna menghadapi putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar pada Oktober 2014. Bila mampu menembus babak semifinal, tim asuhan Indra Sjafri ini berhak tampil dalam putaran final Piala Dunia U-20 pada 2015 di Selandia Baru.
SG WIBISONO
Berita Terpopuler
Ketua KPK: Hedonis, Nurhadi Dekat dengan Korupsi
Indonesia Tidak Akui Referendum Crimea
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!