TEMPO.CO, Muenchen - Taktik bermain Tiki-Taka yang diterapkan mantan pelatih Barcelona, Pep Guardiola, ke Bayern Munich diuji keampuhannya pada babak semifinal pertama Liga Champions Rabu malam ini, 23 April 2014, melawan tuan rumah Real Madrid.
Dengan taktik itu Pep sukses membawa Barcelona menjuarai berbagai arena, termasuk dua kali juara Liga Champions. Setelah pindah ke Bayern, Pep memastikan Bayern menjuarai Bundesliga sebelum akhir Maret lalu, juga dengan taktik itu. Bayern juga menjadi finalis DFB-Pokal (Piala Persatuan Sepak Bola Jerman) dan semifinalis Liga Champions Eropa.
Namun, dalam enam minggu terakhir taktik Pep banyak dikritik. Tiki-Taka dianggap terlalu aman dan kosong. Tetapi ada juga yang menyebut strateginya itu patut diacungi jempol.
Tidak ada salah dan benar dalam sepak bola. Harus diakui Tiki-Taka memiliki falsafah murni dan otentik dalam sepak bola. Namun sekarang Tiki-Taka disebut mudah ditebak oleh tim-tim lawan. Arsene Wenger, pelatih Arsenal, menyebutnya dengan istilah 'steril'.
Operan-operan pendek pada taktik itu hanya memberikan keuntungan pada presentasi penguasaan bola. Namun, yang dibutuhkan sebuah tim adalah penetrasi tajam ke pertahanan lawan sehingga gol dapat tercipta. Menurut legenda Bayern Munich, Franz Beckenbauer, "Munich akan memukau seperti Barcelona di bawah asuhan Pep," katanya bulan lalu.
Apakah Pep akan bertahan dengan Tiki-Taka atau sudah menyiapkan permainan yang tak dapat diduga lawan? Mungkin inilah alasan mengapa sesi latihan terakhir Bayern Munich tertutup bagi publik sebelum berlaga melawan Real Madrid di pertandingan pertama semifinal Liga Champions dinihari nanti.
GOAL.COM | MICHANA LOTUSINA
Berita lain
Dipecat MU, Moyes Dapat Uang Rp 96 Miliar
Detik-detik Pemecatan Moyes
Seperti Apa MU di Tangan Giggs? Ini Bocorannya