TEMPO.CO, Roma - Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano sedang mempelajari proposal larangan menyaksikan pertandingan di stadion seumur hidup bagi perusuh dalam laga sepak bola menyusul penembakan tiga pendukung Napoli menjelang final Piala Italia, 3 Mei lalu.
Kewenangan penetapan larangan masuk ke stadion sejauh ini hanya dimiliki polisi, bukan pengadilan. Larangan ini dikenakan kepada suporter atas berbagai pelanggaran yang mereka lakukan, misalnya terlibat tawuran atau berkelahi atau membentangkan spanduk yang melanggar aturan. Maksimum sanksinya adalah lima tahun dilarang masuk ke stadion.
"Kami mendasarkan proposal ini pada hasil studi dan akan kami ajukan musim kompetisi mendatang (2014-2015). Maksimum sanksi seumur hidup larangan mendatangi stadion (menyaksikan pertandingan) bagi perusuh," kata Alfano, Jumat, 16 Mei 2014. "Orang-orang ini bukanlah penggemar. Mereka adalah preman dan sampah."
Sebelumnya, tiga suporter Napoli ditembak dalam tawuran di kawasan Tor Di Quinto, Roma. Tawuran ini mengakibatkan pertandingan final antara Napoli dan Fiorentina ditunda selama 45 menit untuk menunggu hasil diskusi antara panitia penyelenggara pertandingan dan pimpinan ultras--sebutan untuk kelompok suporter sepak bola fanatik--guna menenangkan suporter yang menyuarakan protes. Protes dilakukan karena adanya isu bahwa seorang suporter tewas.
Napoli telah dua kali dilarang tampil tanpa penonton akibat ulah suporternya. Di antaranya masuk ke lapangan, melempar petasan dan bom asap, serta mengejek lagu kebangsaan.
REUTERS | AGUS BAHARUDIN